Pro Kontra Parpol terhadap Sistem Pemilu, Ada Untung dan Rugi

Pro Kontra Parpol terhadap Sistem Pemilu, Ada Untung dan Rugi

Ilustrasi pemilu. (ist)--

Delapan partai politik itu yakni Golkar, Gerindra, NasDem, Demokrat, PKB, PKS, PAN, dan PPP.

Sekian hari berlalu, giliran politisi muda dari lintas partai yang turut mengumandangkan sikap serupa.

Adapun politisi lintas partai terdiri dari PSI, Barisan Muda PAN, Angkatan Muda Golkar (AMPG), dan Angkatan Muda Ka'bah, organisasi sayap PPP.

Berkaitan dengan adanya banyak penolakan pemilu kembali pakai proporsional tertutup, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menjelaskan, lumrah jika Golkar Cs menolak sistem proporsional tertutup.

BACA JUGA:Perancang Busana Ramah Lingkungan Jadi Jawara Miss Universe 2023

Sebab, menurut dia, proporsional tertutup benar-benar memberikan keuntungan partai yang kaderisasinya telah berjalan dengan baik, seperti PDIP.

Selain PDIP, sambung dia, partai politik yang kaderisasinya telah berjalan dengan baik ialah PKS.

Masalahnya, PKS sekarang ini punya potensi terjadi penurunan suara karena kemunculan Partai Gelora. 

Sementara partai lainnya, selama ini banyak memercayakan publik figur yang mempunyai uang dan ketenaran sebagai jalan singkat untuk mengantongi suara sebanyak-banyaknya agar dapat melangkah ke Senayan.

BACA JUGA:Ogah Nyalon Jadi Ketum PSSI, Eks Sekjen PSSI Ratu Tisha Incar Kursi Waketum, Ini Alasannya

"Jadi sistem ini menguntungkan PDIP, sementara partai lain akan terpuruk dan kehilangan suara," kata Dedi.

Dalam sistem proporsional tertutup, pemilih hanya mencoblos gambar partai.

Berlainan dengan proporsional terbuka yang hanya pilih nama calon legislatif (caleg).

Tidaklah heran, jika partai politik yang sejauh ini mengandalkan pada reputasi calon legislatif, sangat menentang pemilu dengan proporsional tertutup.

BACA JUGA:Sinopsis Film Bombshell : Kisah Perjuangan Para Wanita

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Darul Fatah

Tentang Penulis

Sumber: