Mahasiswa STIE Tribuana Bekasi Datangi Yayasan, Minta Kejelasan Usai Perizinan Kampus Dicabut Oleh Kemendikbud
Mahasiswa STIE Tribuana Kota Bekasi datangi kampus-Tuahta Aldo-
BEKASI, FIN.CO.ID - Puluhan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tribuana Kota Bekasi, hari ini mendatangi kampus guna bertemu dengan pihak yayasan.
Kedatangan mahasiswa tersebut bertujuan untuk meminta kejelasan kepada pihak yayasan, terkait nasib mereka usai Kampus STIE Tribuana dinyatakan ditutup oleh Kemendikbud.
"Kami mahasiswa STIE Tribuana Kota Bekasi, ingin menanyakan perihal nasib kita. karena yang kita tau, bahwasanya kampus kita itu ditutup sejak 3 Mei 2023 lalu," kata Mahasiswa STIE Tribuana, Budi Herianto, Senin 5 Juni 2023.
BACA JUGA:Rumah di Bekasi Disatroni Maling, Diperkirakan Rugi Ratusan Juta Akibat Lupa Mengunci Pintu
Tidak hanya menanyakan kejelasan, para mahasiswa datang menemui pihak yayasan untuk meminta surat pindah agar bisa melanjutkan pendidikan di kampus lainnya.
Namun Budi Herianto menyatakan, pengurus STIE Tribuana Kota Bekasi justru selalu meminta seluruh mahasiswa untuk bersabar dan memberikan banyak alasan saat dimintai penjelasan.
"Kita mau minta surat pindah, untuk pindah ke kampus lain. Tapi, pihak kampus selalu menunda-nunda dan mempersulit," ungkapnya.
Meski telah mendapat waktu untuk berdialog dengan yayasan, hingga saat ini para mahasiswa belum mendapat kepastian yang jelas dari pihak kampus.
"Belum sampai saat ini, kita hanya disuruh untuk menunggu sama ketua yayasan. Kita sudah sering ke kampus, pihak kampus hanya bilang sabar sabar sabar," ucapnya.
Perlun diketahui sebelumnya, 5 perguruan tinggi di Jawa Barat dicabut izin operasionalnya oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
BACA JUGA:Peringati Hari Lingkungan Hidup, Uji Emisi Kendaraan Gratis Dilakukan di Kota Bekasi
Salah satu kampus yang ditutup oleh Kemendikbudristek adalah STIE Tribuana yang berlokasi di wilayah Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pencabutan izin kampus tersebut, dikarenakan adanya proses pembelajaran fiktif hingga praktik jual - beli ijazah bagi para mahasiswa.
DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News
Sumber:
