Ini Kata Ketua MUI Usai Kemendikbud Ristek Siap Copot Rektor ITK dari Reviewer LPDP

Ini Kata Ketua MUI Usai Kemendikbud Ristek Siap Copot Rektor ITK dari Reviewer LPDP

Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat (2020-2025) Muhammad Cholil Nafis.-Instagram/@cholilnafis-

(BACA JUGA:Mantap! Carlo Ancelotti Cetak Rekor Mencengangkan Usai Bawa Real Madrid ke Final Liga Champions)

Unggahan artikel Rektor ITK Budi Santosa dinilai Kemendikbud Ristek melanggar kode etik dan pakta integritas sebagai reviewer.

Bahkan Kemendikbud Ristek tak akan mempercayakan reviewer yang melanggar kode etik maupun pakta integritas.

Sebelumnya rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Budi Santosa Purwokartiko mendadak viral di jagat media sosial.

Pasalnya, lewat sebuah artikelnya di akun Facebook pribadinya, Budi Santosa dinilai menyindir wanita jilbab sebagai manusia gurun. 

(BACA JUGA:Kembali Bertemu Madrid di Final Liga Champions, Ini Janji Mo Salah)

Artikel yang dia tulis pada 27 April itu, Budi Santosa mulanya akui mewawancarai beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri.

Kata dia, bahwa mereka adalah mahasiswa dari program Dikti yang dibiayai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). 

Rektor ITK itu mengatakan bahwa para mahasiswa ini tidak hobi melakukan demo atau aksi massa. 

"Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo. Yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8 dan 3.9," katanya. 

(BACA JUGA:Liverpool vs Real Madrid di Final Liga Champions, Saatnya The Reds 'Balas Dendam')

Dia mengatakan, para mahasiswa ini tidak pernah berbicara soal agama. Seperti kehidupan setelah mati. 

"Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa Cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung Cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dsb," tulis rektor. 

"Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit:insaallah, barakallah, syiar, gadarullah, dsb" sindir Rektor.

Kemudian pada paragraf berikutnya, dia menyebut para mahasiswa ini tidak mengenakan kerudung atau jilbab. Dia menyindir kerudung dan jilbab sebagai pakaian manusia gurun. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Tiyo Bayu Nugro

Tentang Penulis

Sumber: