Wahabi Susupi TNI Polri, Jangan Ada Dusta Terhadap Merah Putih

Wahabi Susupi TNI Polri, Jangan Ada Dusta Terhadap Merah Putih

Sejumlah pengikut maupun penceramah aliran Wahabi/Salafi ini bahkan telah masuk ke Polri dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). 

Para penceramah aliran Wahabi/Salafi menyusup ke lembaga negara agar pergerakan mereka tidak dicurigai pemerintah.

(BACA JUGA:Ustad Khalid Haramkan Wayang, Eko Kuntadhi: Wahabi Selalu Menyudutkan Budaya Lokal)

Masuknya aliran Wahabi/Salafi ke lembaga resmi negara ini dibongkar oleh mantan ustadz Wahabi/Salafi asal Gorontalo bernama Ustadz Rubianto Ibrohim.

Video pengakuan mantan ustadz Wahabi/Salafi tersebut diposting oleh pegiat media sosial Yusuf Muhammad. 

"Biar pada paham siapa sebenarnya yang menjajah Negeri kita. Bukan PKI, bukan Komunis, tapi mereka adalah bandit2 berkedok agama yg bayarannya bisa 20jt/bln," cuit Yusuf Muhammad melalui akun Twitter @yusuf_dumdum seperti dilihat FIN pada Rabu (9/3/2022).

(BACA JUGA:Mak Jleb! Wanda Hamidah Sindir Ahmad Dhani Wahabi dan Penebar Kebencian)

“Target mereka pertama adalah mencari massa sebanyak-banyaknya. Jadi mereka membuat majelis taklim di mana-mana,” ujar Ustadz Rubianto Ibrohim. 

Dia menyebut di tubuh Kepolisian juga ada organisasi yang di dalamnya berisi para pengikut Wahabi/Salafi. Organisasi itu bernama Polisi Cinta Sunnah (PCS). 

“Bahkan, mereka di kepolisian juga ada. Ada namanya PCS, Polri Cinta Sunnah. Itu organisasi mereka. Di situ ada orang-orang mereka. Ada ustadz-ustadznya di dalam PCS itu,” lanjut Ustadz Rubianto Ibrohim. 

(BACA JUGA:Said Aqil Sebut Pintu Masuk Teroris Itu Wahabi, Begini Tanggapan PKS)

Tak hanya di polisi. Ustadz Rubianto Ibrohim juga mengungkapkan para pengikut Wahabi/Salafi juga telah menyusup ke MUI. “Setelah itu target mereka, masuk ke organisasi-organisasi resmi. Tujuannya supaya dianggap legal. Seperti di MUI. Mereka mulai masuk di situ,” terangnya. 

Para penceramah di organisasi Wahabi/Salafi itu, lanjut Ustadz Rubianto Ibrohim, mendapat gaji dari luar negeri. Nilainya Rp20 juta per bulan. “Di samping itu, mereka dapat gaji dari luar negeri kurang lebih Rp20 juta satu bulan, per Dai-nya mereka. Satu provinsi itu satu orang Dai. Nah, mereka itu juga dievaluasi,” tukasnya.

Dia juga membeberkan ada beberapa yayasan yang ikut mendanai gerakan pengikut Wahabi/Salafi ini. “Kalau di NU, yang dari Timur Tengah itu nama organisasinya Robitah. Tapi kalau dari mereka, selain dari Robitah ada beberapa yayasan yang mendanai mereka,” terangnya.

(BACA JUGA:Ustad Sofyan Bilang Wisata ke Candi Borobudur Haram, Eko Kuntadhi: Gerombolan Wahabi Kacau!)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: