JAKARTA- Ketua Umum PBNU Said Aqil menilai, pintu masuk menjadi benih terorisme adalah aliran Wahabi dalam Islam. Maka dari itu, Said Aqil mengatakan, untuk memberantas teroris, ekstrimisme, harus dimulai pintu masuknya.
"Kalau kita benar-benar sepakat, benar-benar kita satu barisan ingin menghabisi jaringan terorisme, benihnya dong yang harus dihadapi. Benihnya, pintu masuknya yang harus kita habisi. Apa? Wahabi, ajaran Wahabi itu adalah pintu masuk terorisme," kata Said Aqil webinar yang disiarkan di YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, dikutip Rabu (31/3)
Namun dia menjelaskan, bahwa ajaran Wahabi bukan terorisme, tetapi pintu masuk untuk menjadi terorisme, radikalisme.
Sebab, dia menilai dalam ajaran wahabi orang dengan muda memvonis bida'h, syirik, dan kafir kepada yang lainnya yang berseberangan.
"Ajaran Wahabi bukan terorisme, bukan, Wahabi bukan terorisme, tapi pintu masuk. Kalau udah Wahabi 'ini musyrik, ini bid'ah, ini sesat, ini nggak boleh, ini kafir, itu langsung satu langkah lagi, satu step lagi sudah halal darahnya boleh dibunuh'. Jadi benih pintu masuk terorisme adalah Wahabi dan Salafi. Wahabi dan salafi adalah ajaran ekstrem," jelas dia.
Menanggapi itu, Ketua DPP PKS Bukhori Yusuf punya pandangan berbeda. Dia menilai, terorisme muncul karena adanya ketidakadilan sosial.
"Dalam kaitannya, terorisme dan radikalisme menurut saya pemicu terbesarnya itu adalah ketidakadilan dalam kehidupan, dalam kesejahteraan dan kesenjangan dalam mengakses kesempatan," ucap anggota Komisi VIII DPR itu.
Bukhori menyebutkan, kesejahteraan yang merata bakal mengurangi radikalisme dan terorisme. Dia juga berbicara soal akses kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat.
"Jika kesejahteraan telah merata, akses untuk kesempatan terbuka secara adil, saya yakin, hakulyakin, akan sangat mengurangi tindakan radikalisme dan terorisme," sambungnya. (dal/fin).