Makmun Rasyid: Institusi TNI dan Polri Jadi Obyek Infiltrasi HTI

Makmun Rasyid: Institusi TNI dan Polri Jadi Obyek Infiltrasi HTI

Pada tahun 2017 organisasi HTI secara resmi dibubarkan oleh pemerintah -dok-Twitter

JAKARTA, FIN.CO.ID - Heboh paham Wahabi/Salafi menyusup ke tubuh TNI/Polri dan sejumlah lembaga negara, kembali ramai diperbincangkan publik. 

Terlebih, setelah muncul kesaksian dari mantan ustadz Wahabi/Salafi asal Gorontalo bernama Ustadz Rubianto Ibrohim. 

Dia membongkar adanya pengikut Wahabi/Salafi yang telah menyusup ke institusi Polri dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). (BACA JUGA:Wahabi Susupi TNI Polri, Jangan Ada Dusta Terhadap Merah Putih )

Paham Wahabi/Salafi ini dinilai ustadz Rubianto Ibrohim berbahaya bagi Indonesia. Karena paham tersebut mengajarkan kebencian terhadap orang lain yang berbeda keyakinan.  

Contoh kasusnya sudah pernah terjadi. Yakni di Masjid Al-Badar Pussenif TNI Kodiklatad, Bandung.

"Institusi TNI/Polri tidak saja menjadi obyek infiltrasi kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), tapi juga kelompok Salafi-Wahabi. Strategi keduanya mirip. Tapi tidak sama dan tujuannya juga berbeda," ujar Pengurus Harian Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI, Muhammad Makmun Rasyid kepada FIN di Jakarta pada Kamis (9/3/2022).

(BACA JUGA:Pak Kapolri, Ada Organisasi Wahabi di Polisi, Namanya Polri Cinta Sunnah, Eks Ustadz Salafi Ini yang Bongkar)

Dia menjelaskan HTI menjadikan thalabun nusrah (memperoleh pertolongan, Red) ada pada tahapan kedua dalam aktivitas gerakan politiknya. 

Tahap ini disebut bagian dari tahapan tafa'ul (aktivitas interaksi, Red). "Tahapan ini bagian dari metode. Istilah HTI-nya thariqah, yang wajib diikuti oleh semua simpatisan maupun anggota yang telah dibaiat," imbuhnya.

Pencarian untuk mendapatkan perolehan dukungan ini agar orang-orang yang memiliki kemampuan memberikan pertolongan menjadi bekal dalam mencapai tahapan ketiga. Yaitu pengambilalihan kekuasaan. 

(BACA JUGA:Singgung Wahabi, Eko Kuntadhi Sindir Pendukung Negara Khilafah: Jangan Manipulasi Nama Nabi!)

"Kekuasaan ini didapati dengan segala macam cara dan upaya. Sekalipun memperolehnya dengan status negatif," tukas Makmun Rasyid.

Dalam melakukan infiltrasi, HTI mengaplikasikan thalabun nusrah dengan beberapa tahap. 

Pertama, sebagai upaya mencari perlindungan (thalabul himayah). Ini bertujuan proses "menghipnotis" masyarakat agar tergerak dan bergabung dalam memperjuangkan Khilafah Islamiyah. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: