Begini Pengertian dan Asal Usul Ajaran Wahabi, Kenapa Dipandang Negatif?

Begini Pengertian dan Asal Usul Ajaran Wahabi, Kenapa Dipandang Negatif?

Ilustrasi ustad di Indonesia yang dianggap wahabi--

FIN.CO.ID- Belum lama ini Ustad Syafiq Basalamah ditolak mengisi kajian di Surabaya oleh Barisan Ansor Serbaguna Nahdatul Ulama atau Banser NU. Pasalnya, Ustad Syafiq dinilai memiliki pemahaman aliran Wahabi. 

Demikian juga kajian Ustad Khaliq Basalamah di Masjid Raya Makassar dibatalkan oleh Pemkot Makassar yang diagendakan mengisi kajian pasa 1 Maret 2024.

Alasan klasik sejumlah penolakan kajian keagamaan itu, tak lain hanya karena dianggap memiliki pemahaman wahabi. Lantas apa itu wahabi

BACA JUGA:

Wahabi atau wahabisme, diambil dari nama seorang ulama terkemuka di Arab Saudi pada abad ke-18. Ulama tersebut bernama Muhammad bin Abdul Wahhab. 

Selama berdakwa, Muhammad bin Badul Wahhab kerap menyeru ummat Islam agar kembali ke ajaran  Islam yang murni, berdasarkan Alquran dan Sunnah. 

Selama berdakwah, Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab menyatukan kembali ke ajaran tauhid yang murni. Hanya mengesahkan Allah. Tanpa menyekutukannya dengan apapun. 

Ajaran Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab menentang segala bentuk kesyirikan dan bidah, seperti berdoa meminta keberkahan di kuburan orang-orang yang dianggap saleh. Tidak melakukan tahlilan dengan jamuan makanan, tidak menganggap kuburan orang saleh sebagai keramat dan segal bentuk pembaruan agama lainnya yang dianggal bidah. 

BACA JUGA:

Jadi, secara singkat, ajaran Wahabi adalah gerakan atau dakwah yang menolak segala bentuk pembaruan dalam Islam. Wahabi adalah gerakan dakwah yang menyeruh kepada kemurnian tauhid dan menolak segala bentuk pembaruan syariat islam atau bidah. 

Namun, ajaran Wajabi sering dipandang sebagai ajaran negatif oleh beberapa negara berpenduduk mayoritas Islam yang berpegang teguh pada nilai-nilai budaya mereka, termasuk Indonesia. 

Prinsip-prinsip utama ajaran Wahabi:

Tauhid: Prinsip utama Wahabisme adalah tauhid, yaitu keyakinan bahwa hanya Allah yang patut disembah.

Penolakan terhadap bid'ah dan kemusyrikan: Wahabisme menentang segala bentuk bid'ah dan kemusyrikan, termasuk ziarah kuburan, tawassul, dan penggunaan jimat.

Kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits: Wahabisme menekankan pentingnya kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: