Wahabi Susupi TNI Polri, Jangan Ada Dusta Terhadap Merah Putih

Wahabi Susupi TNI Polri, Jangan Ada Dusta Terhadap Merah Putih

"Pintu itu akan dibuka oleh sang ideolog atau instruktur nasional. Selanjutnya, akan dikembangkan oleh lapisan-lapisan kedua dan ketiganya. Di sisi lain, analisis internal mereka akan mengkaji titik-titik yang berlampu hijau. Bisa karena pimpinan setempat dari kedua institusi (TNI-Polri) tidak tahu atau sudah tergalang," urainya.

(BACA JUGA:Sindir Ustaz Khalid sebagai Wahabi, BNPT: Apa Perlu Wayang Dibuat Pakai Jenggot dan Jidat Hitam? )

Hasil infiltrasi tahap awal, lanjut Makmun Rasyid, selanjutnya akan diarahkan ke ruangan khusus. Seperti membentuk grup WA, Telegram dan lain-lain.  

"Mengapa demikian? Agar “tanmiyat al Jismi” saya meminjam istilah yang sering dipakai saat membahas HTI atau penguatan tubuh dan diharapkan bisa berjalan efektif. Selain itu, sistem kaderisasi umum dan penyebaran secara massif ide-ide dan gagasan tentang trilogi tauhid. Ini adalah ciri khas Salafi-Wahabi atau sistem Khilafah sebagai ciri khasnya HTI sesuai road map jalan pergerakan mereka," terangnya.

Aliran Salafi/Wahabi ini masuk dengan cara halus. Namun, memiliki ambisi mewujudkan ideologi atau sistem transnasional. 

(BACA JUGA:Eko Kuntadhi Sebut Arab Saudi Tinggalkan Wahabi Agar Tak Bodoh: Kita Malah Ikut Kebodohan Mereka!)

Makmun Rasyid menambahkan jika hal ini dibiarkan akan berdampak negatif di kemudian hari. 

"Kita lihat kegaduhan dari aspek keagamaan saat ini tidak dipicu oleh kelompok yang made in Indonesia. Tetapi pertentangan-pertentangan karena adanya lemparan-lemparan bola dari kedua gerakan yakni: Salafi-Wahabi dan HTI," tegasnya.

Dikatakan, Salafi-Wahabi  akan mempengaruhi sisi keagamaan. Sedangkan HTI berpengaruh sisi cara berpolitik, bernegara dan nasionalisme. 

(BACA JUGA:3 Ustaz Sebut Bumi Itu Datar, Eko Kuntadhi Ungkit Wahabi: Waktu Pelajaran Geografi, Terkunci di WC!)

"Keduanya sama-sama tidak baik dalam konteks bernegara dan beragama. Sama tidak baiknya juga seperti kelompok “tasyahhuli” (liberal) yang acuh tak acuh terhadap ritual keagamaan dan sekuler," tukasnya.

Dia berharap warning Presiden Jokowi dalam Rapim tersebut dapat dijalankan oleh seluruh pimpinan TNI/Polri. 

"Tentu harus semua. Mulai dari tingkat atas hingga bawah. Jangan ada dusta terhadap merah putih. Sebab, Merah Putih tidak bisa ditawar dan juga tidak bisa digadaikan kepada kelompok transnasional," pungkasnya.

(BACA JUGA:Ustad Khalid Basalamah Sebut Wayang Haram, Makmun Rasyid: Salafi-Wahabi Adalah Virus yang Harus Diperangi)

Seperti diberitakan dugaan aliran Wahabi/Salafi sudah menyusup ke tubuh institusi resmi negara disinyalir benar adanya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: