Wahabi Susupi TNI Polri, Jangan Ada Dusta Terhadap Merah Putih

Wahabi Susupi TNI Polri, Jangan Ada Dusta Terhadap Merah Putih

JAKARTA, FIN.CO.ID - Sinyalemen aliran Wahabi/Salafi menyusup ke institusi resmi negara semakin kentara. 

Yang terbaru, mantan ustadz Wahabi/Salafi asal Gorontalo bernama Ustadz Rubianto Ibrohim membongkar pengikut aliran tersebut telah masuk ke Polri dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dia menyebut di tubuh Kepolisian juga ada organisasi yang di dalamnya berisi para pengikut Wahabi/Salafi. Organisasi itu bernama Polri Cinta Sunnah (PCS). 

(BACA JUGA:Pak Kapolri, Ada Organisasi Wahabi di Polisi, Namanya Polri Cinta Sunnah, Eks Ustadz Salafi Ini yang Bongkar)

"Ketegasan dan perintah presiden dalam Rapim TNI-Polri menjadi pedoman masing-masing instansi. Tidak bisa atas nama demokrasi. Misalnya di kepolisian soal pengajian keagamaan, kemudian memanggil orang-orang yang tidak memiliki kesetiaan kepada negara, sekaligus berwawasan keagamaan di luar Ahlus Sunnah wal Jamaah," kata Pengurus Harian Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI, Muhammad Makmun Rasyid kepada FIN di Jakarta Rabu (9/3/2022).

Mengapa harus Ahlus Sunnah wal Jamaah?  Makmun Rasyid menegaskan karena hanya Ahlussunnah wal Jamaah yang selaras dengan NKRI. 

Wahabi/Salafi bukan Ahlussunah wal Jamaah. Hal ini sesuai keputusan Muktamar Ahlussunnah wal Jamaah yang diselenggarakan oleh Ulama Muslim Internasional di Grozny, Ibukota Republik Chechnya pada 2016 silam.

(BACA JUGA:Singgung Wahabi, Eko Kuntadhi Sindir Pendukung Negara Khilafah: Jangan Manipulasi Nama Nabi!)

Menurutnya, salah satu kutipan dari 11 rekomendasi yang dikeluarkan dalam muktamar menyebutkan bahwa Muslim Ahlussunnah adalah mazhab Asyairah dan Maturidiyyah. Selain itu, juga mengeluarkan sekte Salafi-Wahabi dari kelompok Islam Sunni.

"Sejak tahun 2018, saya mengkritik gerakan infiltrasi yang dilakukan Salafi-Wahabi ke tubuh kepolisian. Seperti Polri Cinta Sunnah (PCS) )dan HTI ke tubuh TNI. Karena mereka yang masuk memiliki tujuan utama penggalangan. Dalam istilah literaturnya “tholabun nusroh” (meminta pertolongan) demi melanggengkan pergerakannya. Dengan begitu, misi global yang diperintahkan masing-masing pimpinan tertinggi mereka bisa diwujudkan secara perlahan-lahan," papar Makmun Rasyid.

Dia menyebut infiltrasi yang masuk ke institusi TNI/Polri dengan jubah agama yang serba instan merupakan strategi tertulis dalam “marhalatul ula” (tingkatan dasar/pertama).

(BACA JUGA:BNPT Sindir Ustaz Khalid Wahabi, Gus Umar: Jangan Seenaknya Anda Bicara! )

infiltrasi yang dilakukan Salafi-Wahabi dan HTI ke tubuh aparat keamanan negara selalu melalui pintu “Atatsqif al-Jama’iy”. Yaitu menjaring dan mengumpulkan orang-orang yang menerima dan meyakini konsep-konsep yang ditawarkan. 

Targetnya menciptakan anggapan bahwa konsep yang disuguhkan seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Bahan, sampai memantik sisi emosi dan tercipta keyakinan bahwa hal tersebut layak diperjuangkan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: