Selisih Quick Count LSI Denny JA dengan KPU 2024 hanya 0,07%

Selisih Quick Count LSI Denny JA dengan KPU 2024 hanya 0,07%

Selisih Quick Count LSI Denny JA dengan KPU 2024 hanya 0,07%--

fin.co.id - Pilpres 2024 juga menjadi labolatorium untuk membuktikan sekali lagi bahwa suara 204 juta pemilih itu bisa diketahui secara akurat hanya dengan 1200 responden, yang diambil berdasarkan metodologi yang ketat.

Hasil 823.220 TPS juga bisa diketahui dengan akurat hanya melalui sampel 2000 TPS, sejauh sampel ini dipilih berdasarkan tata cara keilmuan yang sahih.

Demikian dinyatakan Denny JA, pendiri lembaga survei dan konsultan politik LSI Denny JA.

Ia juga melampirkan hasil pengumuman Quick Count LSI Denny JA, dibandingkan hasil resmi KPU, 5 minggu kemudian. Selisih totalnya (simpangan baku) hanya 0,07 persen saja. Selisih yang kecil sekali.

Ini datanya, perbandingan Quick Count LSI Denny JA dan KPU.

Prabowo- Gibran (LSI Denny JA: KPU) 58,47%  vs 58.58%. Anies- Imin (24,98% vs 24,95%). Ganjar- Mahfud (16,55%  vs 16,47%).

BACA JUGA:Kalah Pilpres 2024, Anies Sindir Ketua KPU: Berkali-kali Langgar Kode Etik Tapi Tetap Dibiarkan

Tak hanya soal Quick Count. Denny JA juga menjelaskan bukti prediksi surveinya, yang dipublikasi 5 hari (9 Feb 2024), sebelum pencoblosan (14 Feb 2024). 

LSI Denny JA menyatakan dalam interval, Prabowo- Gibran dapat mencapai dukungan 58,3 persen. Enam minggu kemudian, Hasil KPU 58, 58%. Hanya berselisih 0.28%. Ini selisih untuk survei opini publik sebelum hari pencoblosan, yang sangatlah minim.

Apa arti signifikan dua data di atas: quick count dan survei opini publik? Ujar Denny JA, teknologi dan perkembangan ilmu membuat kita dapat mengetahui suara rakyat dengan mudah.  Tak hanya mudah, murah, tapi yang penting: Akurat!

Maka suara rakyat, dari Aceh hingga Papua, jangan hanya didengar ketika pemilu saja di bilik suara.

BACA JUGA:Breaking News: KPU Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Pemenang Pilpres 2024

Suara mereka, harapan dan kekhawatiran mereka, mimpi dan keresahan mereka, sepatutnya memberi warna kebijakan publik pemerintahan  yang terpilih, karena survei opini publik dari lembaga yang kredibel sudah dapat merekam the heart and the mind mereka secara tepat.

Ujar Denny JA, yang disebut the founding father profesi konsultan politik di Indonesia, juga disebut Man of Science dalam politik Indonesia, bukan hanya dalam pilpres 2024 saja lembaga survei berkiprah.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: