FIN.CO.ID - Sosok Avatar ikut aksi May Day 2024 atau Hari Buruh di Patung Kuda kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Rabu, 1 Mei 2024.
Avatar ikut aksi May Day demi menyuarakan tuntutan buruh yaitu mencabut Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) dan menolak upah murah.
Sosok Avatar tersebut adalah Sugianto, ketua PT PUK (Tristar Makmur Kartonindo) Kabupaten Bekasi.
Ugi sapaan akrabnya datang bertujuan untuk menyuarakan aspirasi menggunakan bus berisi 60 orang.
"Tujuan kita aksi di sini sesuai instruksi pimpinan, cabut Omnibus Law, undang-undang cipta kerja, dan menolak upah murah," kata Ugi saat ditemui FIN.CO.ID, Rabu 1 Mei 2024.
Dia menerangkan upahnya yang diterima sekarang ini sangat miris, ditengah gempuran ekonomi global yang mulai melonjak.
BACA JUGA:
- May Day 2024, Hanya 2 Tuntutan Buruh: Cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja dan Tolak Hostum
- May Day 2024, Ribuan Buruh Tumplek di Stadion Madya Gelora Bung Karno
"Upah murah buruh ini sekarang ini sangat miris sekali ya. Artinya kenaikan itu kemarin cuma sebesar Rp80 ribu. Rp80 ribu itu kalau dibagi rata-rata 24 hari kerja aja udah jelas ketauan lah," terang ugi.
"Kurang lebih sekisaran Rp3.500 per harinya. Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga kita seperti ongko sekolah anak itu udah Rp5.000 sekarang. Artinya dari kenaikan upah per hari itu kita udah nombok Rp1.500," tambahnya.
Ugi menambahkan upah yang diinginkan para buruh sekitar minimal 15 persen dari upah yang didapat.
Dia berharap terhadap pemerintah untuk mendengar, dan melihat apa yang di aspirasikan oleh kaum buruh. Serta segera mencabut undang-undang cipta kerja Omnibus Law dan menolak upah murah yang membuat rugi para buruh.
"Ya harapan kita pemerintah ini bisa mendengar apa yang kita sampaikan gitu. Bisa melihat karena salah satu menurut saya gitu ya. Kontribusi terbesar juga terkait masalah pajak itu dari buruh. Apalagi sekarang pajak naik, semua bahan pokok naik, semua serba naik. Tapi upah buruhnya kok nggak naik gitu. Miris sekali gitu kita," harap Avatar Ugi.(dimas rafi)
