Kemal Palevi Tulis Sindiran Menohok ke PSSI hingga Menpora Buntut Tragedi Pilu Kanjuruhan

Kemal Palevi Tulis Sindiran Menohok ke PSSI hingga Menpora Buntut Tragedi Pilu Kanjuruhan

Komika Ahmad Kemal Palevi --Instagram / @kemalpalevi

“'Jika sepakbola lebih mahal ketimbang nyawa, negara ini lebih baik hidup tanpa sepakbola',” ujar Kemal.

BACA JUGA:Buntut Tragedi Kanjuruhan, Valentino 'Jebret' Mundur dari Host Liga 1

"Turut berduka cita sedalam-dalamnya, atas jatuhnya korban jiwa, di pertandingan Arema vs Persebaya. Semoga almarhum dan almarhumah diterima di sisi-Nya Amin," tutupnya.

Di sisi lain, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) sebut negara harus bertanggung jawab soal tragedi penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

"Kami menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan yang terjadi setelah selesainya laga pertandingan sepak bola Arema vs Persebaya pada tanggal 1 Oktober 2022," tulis YLBHI.

"Kami mendapat laporan bahwa sampai dengan Pukul 07.30 WIB, telah ada 153 korban jiwa dari kejadian ini," tambah YLBHI.

BACA JUGA:Bos MU Beri Pernyataan Tegas Buntut Kerusuhan Telan Korban Jiwa di Kanjuruhan: PSSI Wajib Bertanggung Jawab

Menurut YLBHI Sejak awal panitia mengkhawatirkan akan pertandingan ini dan meminta kepada Liga (PT LIB) agar pertandingan dapat diselenggarakan sore hari untuk meminimalisir risiko.

Tetapi sayangnya pihak Liga menolak permintaan tersebut dan tetap menyelenggarakan pertandingan pada malam hari.

Pertandingan berjalan lancar hingga selesai, hingga kemudian kerusuhan terjadi setelah pertandingan dimana terdapat suporter memasuki lapangan dan kemudian ditindak oleh aparat.

Dalam video yang beredar, YLBHI melihat terdapat kekerasan yang dilakukan aparat dengan memukul dan menendang suporter yang ada di lapangan.

BACA JUGA:PSSI Sebut Semua Kompetisi Selain Liga 1 Tetap Berjalan

Ketika situasi suporter makin banyak ke lapangan, justru kemudian aparat melakukan penembakan gas air mata ke tribune yang masih banyak dipenuhi penonton.


Momen gas air mata di tribune Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.-Screenshot Twitter/@PelatihBaru-

"Kami menduga bahwa penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use force) melalui penggunaan gas air mata dan pengendalian masa yang tidak sesuai prosedur menjadi penyebab banyaknya korban jiwa yang berjatuhan," tegas YLBHI.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Tiyo Bayu Nugro

Tentang Penulis

Sumber: