Bos IMF Puji Jokowi, Pengamat Optimis Ekonomi Indonesia akan Tumbuh 5 Persen Lebih di 2022

Bos IMF Puji Jokowi, Pengamat Optimis Ekonomi Indonesia akan Tumbuh 5 Persen Lebih di 2022

Presiden Jokowi menerima kunjungan delegasi IMF, Minggu (17/07/2022), di Istana Kepresidenan Bogor., Jabar. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr) --

JAKARTA, FIN.CO.ID- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memuji Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi Mal Sarinah bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno beberapa waktu lalu. 

Bos IMF itu mengakui ekonomi Indonesia cukup stabil disaat ekonomi dunia dalam kondisi suram.

Ekonomi Indonesia justru mencatatkan pertumbuhan di atas 5%, dengan inflasi 4%. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia, dan ini membuat Georgieva merasa bangga dengan pencapaian tersebut.

(BACA JUGA:Tangguh Tak Goyah di UMKM, BRI Jauh dari Epicentrum Krisis Ekonomi Global)

"Saya mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Presiden Jokowi, seorang sahabat sekaligus pemimpin besar negeri ini dan G20. Kami membahas tentang kebijakan pangan yang membuat Indonesia lebih kuat," kata Georgieva

Menanggapi itu, pengamat Ekonomi dari Unika Atmaja, Rosdiana Sijabat mengatakan, beberapa lembaga internasional cukup baik dalam memproyeksikan  ekonomi Indonesia masih akan bertumbuh di sekitar 5 persen di tahun 2022, dan tentu ini terkait dengan berbagai hal secara global yang terjadi diberbagai negara. 

(BACA JUGA:Bantu Peningkatan Ekonomi, Bea Cukai Asistensi Penerima Fasilitas Kepabeanan)

“Yang paling penting adalah bagaimana Pemerintah bisa menggunakan mix polecy, antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, supaya potensi ekonomi domestik itu menjadi penggerak ekonomi utama kita, meskipun kita tentu berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi global, tetapi sebenarnya secara market size aktivitas perekonomian domestik kalau kita optimalkan bisa juga menopang pertumbuhan ekonomi kita,” kata Rosdiana saat dihubungi, Rabu 20 Juli 2022.

Menurut Rosdiana, jika melihat indikator-indikator ekonomi inti maka Pemerintah harus waspada terhadap apa yang terjadi secara geoekonomi politik internasional.

(BACA JUGA:Menko Airlangga Bocorkan Obrolan Presiden Jokowi dengan Direktur Pelaksana IMF)

Seperti dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina, kemudian beberapa negara mengalami inflasi cukup tinggi, dan kolapsnya Sri Lanka yang relatif dekat secara geografis dengan Indonesia, hingga perlu kehatian-hatian secara makroprudensial dalam pengelolaan ekonomi, terutama APBN. 

“Saya kira Pemerintah pasti sangat perlu antisipatif disana, supaya tidak terjadi. Tapi kalau melihat beberapa aktivitas ekonomi inti, sebenarnya memasuki kuartal atau semester 2 di 2022 ini, sebenarnya kita dalam kondisi secara kinerja ekonomi kita tidak dalam kondisi yang membahayakan, meskipun inflasi kita trandya naik ya,” ujarnya.

Dikatakan dosen Ekonomi dan Bisnis ini, ada beberapa tren aktivitas ekonomi mengalami ekspansi dan hal ini sangat baik buat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Indeks mobilitas masyarakat semakin meningkat, di bulan Juni 2022 mobilitas masyarakat sudah berada pada level tertinggi di kuartal 1 di 2022, artinya aktivitas dan mobilitas yang naik itu menciptakan manfaat ekonomi terhadap berbagai sektor.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: