Naiknya BBM dan 'Mati Rasa' Pemerintah

Naiknya BBM dan 'Mati Rasa' Pemerintah

Presiden Jokowi saat kampanye Pemilu 2019 di GBK Senayan Jakarta.-dok fin-dok fin

"Saya tegaskan bahwa kompensasi tersebut tidak ada gunanya dibanding dampak buruk dari kenaikan BBM, apalagi selama ini ternyata di lapangan banyak bansos atau BLT yang ternyata tidak tepat sasaran dan salah Kelola berdasarkan laporan dan fakta dari masyarakat, karena itu mari Bersatu menolak kebijakan kenaikan harga BBM ini,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, keputusan pemerintah untuk tetap  menaikan harga BBM bersubsidi  dianggap sama saja mencekik rakyatnya sendiri.

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani mengatakan, pemerintah benar-benar tidak memiliki empati. 

(BACA JUGA: Harga BBM Naik, Innalilahi Wa Inna ilaihi Roojiuun Pemerintah Tidak Mendengarkan Suara Rakyat)

"Kenaikan harga BBM Bersubsidi akan mencekik masyarakat miskin yang sudah terhimpit beban hidup akibat efek pandemi yang belum tuntas,” kata Netty dilansir Minggu 4 September 2022.

Menurut Netty, imbas kenaikan BBM memiliki efek domino terhadap kenaikan harga barang pokok dan berbagai komoditas sehingga keluarga pra sejahtera yang menjadi wajah ‘wong cilik’  makin sulit memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

“Selain itu, upaya pemerintah dalam berbagai program nasional, seperti,  penurunan stunting, penurunan angka kematian ibu, terancam gagal karena rakyat tidak memiliki daya beli yang cukup,” kata Netty.

Lebih lanjut Netty mengatakan, pekerja sektor informal seperti petani, nelayan, UMKM, sopir angkutan, pedagang keliling akan semakin sulit bertahan hidup akibat kenaikan BBM bersubsidi ini.

(BACA JUGA:Luqman Hakim PKB Beri Komentar Menohok Terkait Harga BBM Resmi Naik, Termasuk Sindir Buzzer)

Kebijakan pemerintah memberikan bantalan  berupa bantuan subsidi upah atau pun BLT, kata Netty, tidak sebanding dengan dampak kenaikan BBM bersubsidi.

“Ini penyelesaian instan yang tidak efektif menutup dampak kenaikan,” kata Netty yang juga Ketua DPP PKS Bidang Kesejahteraan Sosial.

Menurut Netty, Pemerintah seharusnya mencari terobosan untuk menambah anggaran dengan melakukan penghematan, menekan kebocoran, dan menunda pengeluaran pos infrastruktur yang tidak mendesak.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.

(BACA JUGA:Hilangnya Istilah 'Vox Populi Vox Dei')

Harga Pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari sebelumnya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: