Islah Bahrawi: dr Sunardi Tahu Akan Ditangkap, Berbulan-bulan Keluar Rumah Naik Ambulans

Islah Bahrawi: dr Sunardi Tahu Akan Ditangkap, Berbulan-bulan Keluar Rumah Naik Ambulans

Direktur Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi -Channel GMNU TV-YouTube

"Ini karena serangannya terlalu banyak, seolah-olah dr Sunardi ini lumpuh, harus pakai tongkat dan nggak mungkin melakukan perlawanan. Dia bisa berjalan," tegasnya. 

(BACA JUGA:Viral! dr Sunardi Bisa Berdiri Tanpa Tongkat, Aksinya Terekam CCTV sebelum Ditembak Mati Densus 88)

Tongkat tersebut, kata Islah Bahrawi, adalah alat untuk menjaga keseimbangannya setelah kecelakaan. Islah Bahrawi menegaskan dr Sunardi tidak lumpuh. 

"Dia sudah tahu akan ditangkap. Makanya dia selama berbulan-bulan kalau keluar rumahnya naik ambulans. Karena mereka tahu Densus tidak mungkin melakukan penangkapan di ambulans," tukas Islah Bahrawi. 

Dia menyatakan Densus juga tidak mungkin melakukan penangkapan di rumah karena dr Sunardi buka praktek dokter. Selain itu, tidak mungkin menangkap di depan pasien serta di depan anak dan istrinya. 

(BACA JUGA:Tak Terima dr Sunardi Dicap Teroris, Gus Nur Berang: Gereja Mana yang Dibom, Bunuh Berapa Orang?)

"Tidak mungkin juga Densus menangkap di pondok pesantren, tempat dia berasal dari Ulul Albab. Kenapa dia nggak ditangkap di pesantren? Itu standart operation procedure (SOP) di Densus," terangnya. 

Islah Bahrawi menambahkan Densus tidak boleh melakukan penangkapan di lembaga pendidikan, di dalam rumah ibadah, di dalam ambulans dan di depan anak-istrinya. 

"Kalau profesinya dokter, maka tidak boleh ditangkap di depan pasiennya. Ini adalah rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar," lanjutnya. 

(BACA JUGA:dr Sunardi Bukan Warga Muhammadiyah)

Karena itu, Densus melakukan penangkapan di jalan. "Densus membuat obstacle (rintangan, Red) di jalan. Ketika dia sedang mengendarai mobil non ambulans. Ini yang harus diketahui. Belum ada yang menyuarakan ini. Mengapa saya tahu? Karena saya juga ikut mengamati gerakan-gerakan mereka ini," tambah Islah Bahrawi. 

Saat proses penangkapan, terjadi overmacht atau force  majeure (keadaan memaksa, Red).  Sunardi, jelas Islah Bahrawi, melakukan perlawanan, membahayakan masyarakat pengguna jalan lain dan melawan petugas.

"Dia menabrak mobil petugas. Ada dua orang petugas yang naik ke bak mobilnya dibawa sekencang-kencangnya oleh Sunardi sambil berjalan zig-zag. Tujuannya supaya dua petugas ini terlempar dari mobilnya. Dan betul orang itu sampai sekarang dirawat di rumah sakit," paparnya lagi. 

(BACA JUGA:Bela dr Sunardi yang Tewas Ditembak Densus, Akun Twitter Mustofa Nahrawardaya Tumbang)

Sebelum dilakukan penembakan, dua polisi sudah menggedor-gedor kap mobil. Mereka juga mengatakan dari kepolisian. Petugas juga menyuruh supaya Sunardi berhenti disertai tembakan peringatan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: