Pakar Kriminolog: Budaya Kekerasan di Sekolah Kedinasan Sulit Dihilangkan

Pakar Kriminolog: Budaya Kekerasan di Sekolah Kedinasan Sulit Dihilangkan

Pakar Kriminologi dan kepolisian dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Eliasta Sembiring Meliala.-FIN/Dimas Rafi-

FIN.CO.ID - Pakar Kriminologi dan kepolisian dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Eliasta Sembiring Meliala mengatakan, budaya kekerasan dan perpeloncoan yang dilakukan senior kepada juniornya budaya yang susah dihilangkan di lingkungan sekolah kedinasan. Pasalnya, kata dia, kekerasan itu sudah ada sejak lama di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Kelihatannya budaya kekerasan yang diturunkan secara generasi belum hilang di sekolah kedinasan itu,” kata Adrianus saat dihubungi, Sabtu 4 Mei 2024.

BACA JUGA:

Dia menambahkan, mungkin karna sebelumnya pernah merasakan budaya senioritas. Menimbulkan dendam apa yang mereka alami selama tiga tahun tersebut, membuat para junior menjadi target sasarannya.

“Kemungkinan karna angkatan yang pernah mengalami budaya kekerasan berdampingan dengan angkatan yang sudah damai,” jelas Adrianus.

Maka itu, kata dia, harus ada tindakan teas terhadap pelajar yang melakukan itu. “Ini menimbulkan kebutuhan untuk potong 3 generasi sekaligus. Misalnya dengan tidak menerima mahasiswa selama 3 tahun,” tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Ahmad Wahid mengklaim, budaya kekerasan dan perpeloncoan senior kepada junior di kampus yang berada di bawah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu sudah hilang. Bahkan, kata dia, dirinya yang sudah setahun di kampus ini tidak ada lagi budaya itu.

"Tidak ada budaya pelonco di kampus ini dan itu penyakit turun temurun yang sudah dihilangkan," kata Wahid menanggapi tewasnya salah seorang taruna di STIP, Marunda, Jakarta Utara, Jumat 3 Mei 2024.

BACA JUGA:

(Dimas Rafi)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Mihardi

Tentang Penulis

Sumber: