Soal Edy Mulyadi, Tokoh Adat Dayak: Hutan Bukan Melulu Tempat Tinggal Flora Fauna, Tapi juga...

Soal Edy Mulyadi, Tokoh Adat Dayak: Hutan Bukan Melulu Tempat Tinggal Flora Fauna, Tapi juga...

Steven Seagal Kunjungi Kalimantan dan Bertemu Ketua Suku Dayak-Istimewa-Flickr

JAKARTA, fin.co.id - Gelombang protes terhadap pernyataan Edy Mulyadi yang dinilai merendahkan Kalimantan dan masyarakat Adat Dayak masih bermunculan. 

Ketua Majelis Pertimbangan Masyarakat Adat Dayak Nasional Teras Narang mengatakan, masyarakat harus menyikapi hal tersebut dengan tenang. 

Seluruh pihak harus menghormati proses hukum yang berlaku, termasuk aparat penegak hukum menindaklanjuti laporan masyarakat sesuai prosedur penyelidikan dan penyidikan. 

(BACA JUGA:PTM Masih 100 Persen, DKI Jakarta Bakal Turunkan Kapasitas Jadi 50 Persen Jika...)

"Dalam konteks adat, proses peradilan adat akan ditentukan lebih lanjut nantinya oleh MADN," kata Teras Narang, Rabu, 26 Januari 2022. 

Teras Narang melanjutkan, proses ini adalah bagian dari kearifan lokal masyarakat adat dayak yang terpisah dari proses hukum positif. 

Ia berharap, seluruh pihak bersikap arif dalam menyampaikan pernyataan sentimentil, meski memiliki perbedaan kepentingan politik. 

(BACA JUGA:Aktor Hollywood Steven Seagal Kunjungi Kalimantan, Bertemu dengan Tokoh Suku Adat Dayak)

Momen ini juga mesti jadi pembelajaran bagi semua pihak, untuk tidak menganggap sepele kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam. 

Terlebih bagi masyarakat adat Dayak yang sudah dari dulu banyak tinggal, membangun peradaban, serta memelihara kehidupan harmonis dengan alam di hutan. 

"Hutan bukan melulu tempat tinggal bagi flora dan fauna, hutan adalah jantung kehidupan manusia sejak dari dulu, hingga detik ini," terangnya. 

Kekayaan sumber daya alam hutan Kalimantan, tak hanya menghidupi masyarakat adat Dayak, tapi juga menggerakkan pembangunan negara ini bahkan dunia. 

Kekayaan alam batubara hingga migas dari hutan Kalimantan telah menggerakkan perekonomian, sekaligus berkontribusi pada tersedianya oksigen bagi kehidupan planet bumi. 

Maka tak heran Kalimantan juga disebut sebagai paru-paru dunia. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lut

Tentang Penulis

Sumber: