MEGAPOLITAN

Keras! Geisz Chalifah Bilang PSI Partai Tolol, Kadernya Terlibat Pemerkosa Anak Perempuan Orang

fin.co.id - 2024-05-23 07:40:00 WIB

Geisz Chalifah

FIN.CO.ID-  Mantan komisaris Ancol, Geisz Chalifah menyindir keras Partai Solidaritas Indonesia atau PSI sebagai partai yang tidak mewakili kepentingan rakyat melainkan kepentingan penguasa. 

Perkataan itu sebagai respon atas pernyataan kader PSI yang juga merupakan Anggota Komisi C DPRD DKI Eneng Malianasari, soa hilangnya 36 unit bus bekas Transjakarta di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur di era Anies Baswedan. 

Geisz Chalifah mengatakan, seharusnya sebagai anggota DPRD DKI, bisa menanyakan kasus itu ke dinas perhubungan. Bukan malah membuat framing buruk kepada mantan Gubernur DKI Anies Baswedan. 

"Partai Tolol, ada anggota DPRD partai elu di Jakarta tinggal panggil kepala Dinas Perhubungan untuk minta penjelasan. Bukan bikin framing dongo kayak gini" kata Geisz Chalifah di akun X miliknya. 

BACA JUGA:

Cuitan Geisz Chalifah di X dan Instagram--

Geisz juga menyindir salah satu kader PSI yang diduga terlibat kasus pemerkosaan seorang wanita. Kader tersebut diduga bernama Anthony Norman Lianto yang telah dipecat oleh PSI. 

"Kader partai elu itu pemerkosa anak perempuan orang. Dan yg pasti partai elu berisaha nyolong suara. Kalau itu jelas dan fakta" kata Geisz. 

Lebih lanjut, sahabat Anies Baswedan ini menilai, PSI partai yang tidak membela hal rakyat. Namun lebih membela penguasa. Pasalnya, PSI tidak pernah membela warga Kampunh Bayam yang saat ini sedang bermasalah. 

"Mereka (PSI) tak membela hak warga kampung bayam yang tengah ditindas dizholimi dirampas haknya. Mereka bahkan membuat framing terhadap Anies dengan cara kampungan. Partai itu didirikan memang bukan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk kepentingan pengusaha & penguasa" katanya di Instagram miliknya. 

BACA JUGA:

Sebelumnya, Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Eneng Malianasari yang juga kader PSI menyoroti hilangnya 36 unit bus bekas Transjakarta di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur. 

Hilangnya puluhan bus itu terjadi pada era Gubernur Anies Rasyid Baswedan tahun 2021. 

Menurut Eneng, hilangnya 36 unit bus bekas itu harus menunjukkan sistem keamanan Terminal Pulogebang kurang optimal. Dia pun tak bisa membayangkan alasan puluhan unit bus bekas itu bisa sampai hilang.

Menurut Eneng, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta juga tak pernah melaporkan ke dewan terkait hilangnya puluhan unit bus bekas Transjakarta itu. 

Admin
Penulis