Bahlil Lahadalia Datangkan Investor China untuk Smelter Nikel KEK Sorong Hingga Tarik Ulur Kepemilikan Lahan

Bahlil Lahadalia Datangkan Investor China untuk Smelter Nikel KEK Sorong Hingga Tarik Ulur Kepemilikan Lahan

ampak dari udara KEK Sorong saat kunjungan Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia ke kawasan ini, Jumat (4/8/2023). ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu--

Sebelumnya, di dalam isi MoU pada beberapa tahun lalu antara pemerintah setempat, PT MOW dan investor China menyebutkan bahwa pihak Investor hanya akan menyewa lahan selama kurang lebih 30 tahun untuk melaksanakan operasi pembangunan smelter nikel dan pabrik baterai.

Pernyataan Said tersebut dibantah dengan tegas oleh pihak investor melalui perusahaan konsultan PT Sino Consultan Indonesia melalui Direktur PT Sino Adriana Imelda Daat.

“Kalau MoU yang sudah ditandatangani itu adalah MoU antara pihak investor dengan Pemda Kabupaten Sorong dan BUMD setempat dalam hal ini PT MOW untuk mendatangkan investor," ujar Adriana Daat.

Sebagai perusahaan konsultan, kata Adriana, pihaknya sudah menghadirkan investor. Namun kendala saat ini adalah soal bahan baku dan ketersediaan lahan yang akan digunakan masih kurang dan belum disediakan PT MOW.

"Kami sudah menghadirkan investor yang siap berinvestasi di KEK Sorong. Kendala saat ini adalah soal bahan baku dan juga ketersediaan lahan yang akan digunakan yang masih kurang. Kemudian kesiapan PT MOW sendiri dalam hal ini sebagai pengelola dari kawasan ekonomi khusus," kata dia lagi.

Pernyataan Menteri Investasi, ujar dia pula, sudah sangat jelas bahwa kendala utama adalah soal bahan baku dan kebutuhan lahan yang sangat luas, namun belum disediakan pihak PT MOW sebagai pengelola KEK Sorong.

"Jadi bukan karena ingin memiliki lahan, sehingga menjadi kendala belum beroperasinya perusahaan asal China itu. Hal ini harus kami luruskan dan jangan dibolak-balik yang akhirnya menghambat proses investasi yang sudah ditandatangani melalui MoU," kata Adriana.

Adriana mengungkapkan bahwa dalam investasi di kawasan KEK, pihaknya akan membutuhkan sebanyak 3.000 karyawan yang akan diterima secara bertahap, dengan total nilai investasi sebesar Rp22 triliun.

“Penerimaan karyawan sekitar 3.000 karyawan dengan total investasi sebesar Rp22 triliun yang dibagi dalam tiga tahapan," ujar Adriana.

Pihaknya telah siap 95 persen untuk beroperasinya investasi di kawasan KEK Sorong, dan sangat bersyukur mendapat dukungan dari pemerintah baik Provinsi Papua Barat Daya maupun Pemerintah Kabupaten Sorong. Namun terkait kendala di lapangan, saat ini pihaknya hanya menunggu kesiapan PT MOW menuju konsorsium.

"Kesiapan kami saat ini sudah 95 persen untuk beroperasi di kawasan ekonomi khusus. Dari pihak pemerintah daerah sendiri, baik Penjabat Gubernur, Penjabat Bupati, Kadis PTSP sangat mendukung kami dalam hal ini. Saat ini kami hanya menunggu kesiapan dari pihak PT MOW," ujar Adriana pula.

Dia mengakui bahwa ketika investasi ini masuk, akan membawa dampak positif dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar KEK ini, terlebih bagi Tanah Papua dengan membuka lapangan kerja yang cukup besar.

Dugaan adanya tarik ulur kepentingan lain di balik mandeknya operasional investor China menjadi perhatian serius Pemkab Sorong. Bahkan dari informasi yang didapatkan, Pemkab Sorong telah melakukan evaluasi secara holistik terhadap kinerja PT MOW selaku perusahaan daerah.

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: