Cadaver Plus

Cadaver Plus

Hermawan Kartajaya menyerahkan buku Marketing 5.0 kepada Dekan FK Unair Budi Santoso.-Harian Disway/Boy Slamet-

"Anda ambil jurusan apa?"

"Manajemen," jawab anak saya.

BACA JUGA:Bela Papa

"Kenapa ambil manajemen?"

"Ayah kan orang manajemen," jawabnya.

"Manajemen itu mudah. Ngapain ambil manajemen," celetuk saya.

"Yang sulit apa?" tanyanya.

BACA JUGA:Menghitung Hari

"Yang sulit itu marketing. Manajemen tidak bisa marketing tidak ada gunanya," jawab saya.

Setahun kemudian saya ke Sacramento lagi. Belum saya tanya anak saya bilang: "Saya sudah pindah ke marketing".

Hermawan sudah identik dengan marketing. Ia sudah jadi ikan besar marketing di Surabaya. Tapi Surabaya itu ibarat kolam kecil. Yang disebut kolam besar adalah Jakarta. Surabaya memang kota terbesar kedua setelah Jakarta, tapi kedua yang jauh. Kota terbesar kedua yang sebenarnya masih Jakarta. Nomor tiganya masih Jakarta. Pun nomor 8-nya. Surabaya itu nomor 10. Nomor 9-nya Bekasi atau Tangerang. Secara ekonomi.

Maka Hermawan itu ibarat ikan besar di kolam kecil.

BACA JUGA:Lewat Tengah Malam

Untuk bisa lebih besar ia harus mencari kolam besar. Ia pun pindah ke Jakarta.

Laris. Sukses.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Tiyo Bayu Nugro

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Jaga Hati

1 minggu

Politik Hati

1 minggu

Emas Bodoh

1 minggu

Nilai Wong

1 minggu

Nilai Nol

2 minggu

Perang Bukan

2 minggu