Cadaver Plus

Cadaver Plus

Hermawan Kartajaya menyerahkan buku Marketing 5.0 kepada Dekan FK Unair Budi Santoso.-Harian Disway/Boy Slamet-

Ia beredar luas di Jakarta dengan gaya bicaranya yang masih medok Suroboyo. 

Ia arek Suroboyo asli. Arek kampung Suroboyo. Dengan bahasa Surabayanya yang sulit dihilangkan. 

BACA JUGA:Hemat Bahaya

Ia memang Tionghoa tapi sudah turunan keenam lahir di Surabaya. Bahasa Indonesia khas Surabaya. Apalagi Mandarin. Ia tidak bisa.

Lama-lama ia kokoh di Jakarta. Ia melahirkan acara tahunan yang legendaris di Jakarta: Marketer of The Year. Ia pilih siapa tokoh yang pantas dinobatkan sebagai 'Marketer of the Year' tahun itu. Tiap sektor usaha dipilih satu tokoh. Lalu ada 'juara umum'-nya. Setiap pemenang menjadi juri untuk pemilihan tahun berikutnya.

Saya pernah terpilih mendapatkan predikat itu di tahun kedua saya menjadi Dirut PLN. Program satu hari satu juta sambungan mendapat perhatian dari sisi marketing. Maka tahun-tahun berikutnya saya jadi juri. Minggu lalu saya hadir di penjurian untuk pemilihan tanggal 8 Desember depan.

Rapat itu dilakukan di kantor MarkPlus Jakarta. Miliknya sendiri. Ia sudah punya aset sangat berharga di Jakarta. Yakni di salah satu lantai di gedung perkantoran Casablanca City. Luas sekali. Sibuk sekali. Bonafide sekali. Ikan besar itu kini sudah lebih besar lagi di kolam yang besar.

BACA JUGA:Delta Qiscus

Tentu Hermawan akan mewariskan MarkPlus kepada dua anaknya, putra dan putri. Tapi yang putri terlihat lebih asyik di dunia meditasi. Dia telah jadi guru meditasi yang punya banyak pengikut.

Apakah wasiat cadaver itu juga bagian dari marketing? Tentu. 

Ia belakangan tidak henti-hentinya mengampanyekan cadaver. Maka, wahai calon mahasiswa kedokteran, jangan heran kalau suatu saat nanti Anda membedah mayat Hermawan, banyak Anda temukan huruf M di semua organnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Tiyo Bayu Nugro

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Nilai Nol

1 hari

Zeni

5 hari

Hari Raya

1 minggu

Madinah Kafe

1 minggu