Muncul Wacana Pilkada Tidak Langsung dari MPR, Demokrasi Liberal dan Tingginya Biaya Jadi Alasan

Muncul Wacana Pilkada Tidak Langsung dari MPR, Demokrasi Liberal dan Tingginya Biaya Jadi Alasan

Ilustrasi Pilkada-ist-net

JAKARTA, FIN.CO.ID - Kemungkinan penerapan sistem pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara tidak langsung kembali digaungkan MPR RI.

Ketua Badan Pengkajian MPR Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian mendalam terkait kemungkinan penerapan Pilkada secara tidak langsung.

(BACA JUGA:Pemkab Bekasi Siapkan Anggaran Bantuan 30 Persen untuk Pilkada 2024)

"Apakah dimungkinkan bahwa pilkada dilakukan secara asimetris, sehingga tidak semuanya (kepala daerah) dipilih secara langsung," kata Djarot usai pertemuan dengan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kantor KPU, Jakarta, Rabu 21 September 2022.

Lebih lanjut, Djarot mengatakan akan mengkaji kemungkinan apakah bisa hanya gubernur yang dipilih langsung atau hanya bupati/wali kota yang dipilih langsung oleh rakyat.

"Apakah dimungkinkan di dalam pilkada tingkat otonomi diletakkan di tingkat provinsi atau diletakkan di tingkat kota kabupaten, karena ini juga akan menyangkut tentang sistem ketatanegaraan kita dan sistem pemilu dan sistem demokrasi kita," ujarnya.

Wacana kajian tersebut, kata Djarot, muncul karena sejumlah alasan, di antaranya sistem demokrasi Indonesia yang disebutnya sudah mengarah ke sistem demokrasi liberal dan tingginya biaya pilkada langsung.

(BACA JUGA:KPU Kabupaten Bekasi Bakal Dapat Dana Hibah Rp22,9 Miliar Untuk Pilkada 2024)

Untuk perhelatan Pemilu Serentak 2024, kata Djarot, negara harus menggelontorkan dana sekitar Rp100 triliun dari APBN untuk penyelenggara pemilu. 

Di samping negara, ujarnya lagi, para calon kepala daerah pun harus mengeluarkan dana besar.

Oleh karenanya, Djarot menilai pilkada tidak langsung dapat mengurangi beban pengeluaran negara maupun biaya yang digelontorkan calon kepala daerah untuk perhelatan pilkada langsung.

Djarot mengatakan pengkajian wacana pilkada tidak langsung oleh Badan Pengkajian MPR ditargetkan rampung secepatnya. 

(BACA JUGA:FPI Reborn Dukung Anies Presiden 2024, Guntur Romli: Sejak Pilkada DKI Anies Berkoalisi dengan FPI dan Rizieq)

"Berarti kita menyiapkan kajian ini untuk periode ke depan supaya kita tidak terjebak terus dengan persoalan-persoalan demokrasi liberal individual seperti saat ini," katanya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: