News

Seruan Dudung ke Prajurit Respon Effendi Simbolon, Natalius Pigai: Ini Berbahaya!

2022-09-15 11:35:46

Seruan Dudung ke Prajurit Respon Effendi Simbolon, Natalius Pigai: Ini Berbahaya!

Mantan Komisioner Komnas HAM (2012-2017) Natalius Pigai.

JAKARTA, FIN.CO.ID- Mantan Komisioner Komiis Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai menanggapi seruan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrachman yang meminta prajurut TNI bergerak merespon pernyataan politikus PDI-Perjuangan Effendi Simbon.

Natalius Pigai menilai pernyataan Jenderal Dudung sangat berbahaya. Dia menilai perlu adanya reformasi di tubuh TNI.

"Ini berbahaya!. Kami Kecewa reformasi di tubuh TNI tidak berjalan (mandeg)," tulis Natalius Pigai melalui Twitter pribadinya, Kamis 15 September 2022. 

Pigai menilai, TNI harus melakukan perubahan, seperti yang telah dilakukan oleh Polri saat ini. 

Polri lakukan reformasi usai kasus Brigadir Yoshua mendapat perhatian serius dari masyarakat dan DPR RI. 

(BACA JUGA:Effendi Simbolon Minta Maaf, Dengan Tegas KSAD Jenderal Dudung: Kami Punya Kehormatan dan Harga Diri)

(BACA JUGA: Effendi Simbolon Sebut TNI Gerombolan, Jenderal Dudung: Cukup!)

"Justru Kepolisian telah melakukan perubahan substansial (kurang apa DPR & Rakyat bantai Polisi). Saya kira Militer mesti lakukan transformasi Struktur, Sistem, Personil dan Mentalitas," tulis Natalius Pigai.

Pendapat Natalius Pigai senada dengan Anggota Komisi I DPR dari Fraksi NasDem Muhammad Farhan. 

Dia berharap agar Dudung tidak menggunakan TNI untuk menakut-nakuti rakyat.  

"Jangan sampai TNI kemudian dianggap bisa digunakan untuk menakuti-nakuti sesama WNI saat menyampaikan hak kebebasan berpendapat yang dijamin oleh konstitusi," kata Farhan dalam keterangannya, Rabu 14 September 2022.

(BACA JUGA:KSAD Jenderal Dudung Abdurachman Sindir Effendi Simbolon: Jangan Sok Tahu dan Paling Bener Sendiri)

(BACA JUGA:Kadispenad TNI: Kasus Effendi Simbolon Jadi Pembelajaran Dalam Berucap dan Bersikap)

Farhan mengatakan jika TNI tidak menerima pernyataam Effendi Simbolon maka sebaiknya menempuh jalur hukum. Bukan malah menebar ancaman yang membuat rasa takut di tengah masyarakat. 

"Jika memang personel TNI tidak bisa menerima pernyataan keras dan tidak sesuai dengan fakta yang mereka tahu, maka gunakanlah jalur hukum bukan dengan ancaman-ancaman yang menimbulkan rasa takut," ujarnya.

Lebih lanjut, politikus NasDem itu menilai video Dudung yang memerintahkan prajurit TNI AD mengecam pernyataan Effendi harus disikapi secara hati-hati. 

Mengingat sejumlah hasil survei menyatakan bahwa TNI merupakan lembaga negara paling dipercaya saat ini.

Farhan mengaku khawatir melihat respons prajurit TNI yang dapat menimbulkan persepsi bahwa TNI bisa bertindak secara keras atas sebuah pernyataan seorang anggota DPR yang dijamin oleh konstitusi.

Sebelumnya, dalam video beredar di media sosial, terdemgar KSAD Dudung Abdurrachman memerintahkan anak buahnya untuk merespon Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan dan ormas. 

"Kita jadi petarung, jadi jagoan. Jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu diam semua. jelas?" kata Dudung dalam sebuah video berdurasi 24 menit 25 detik pada Rabu, 14 September 2022.

Dudung menegaskan, tidak boleh ada orang yang menginjak harkat dan martabat TNI AD.

"Saya tekankan lagi tidak ada lagi pengkondisian dari Effendi Simbolon untuk minta minta ke wilayah, Nggak usah takut kita. Kalian nggak usah takut. Saya minta ini buktikan, jangan diam saja!" tegas Dudung.

(BACA JUGA:Effendi Simbolon Akhirnya Minta Maaf ke TNI)

(BACA JUGA:Tak Disangka, Effendi Simbolon Merupakan Putra dari Prajurit TNI)

Berikut Pernyataam Lengkap Dudung Abdurrachman lewat video yang beredar: 

Kita jadi petarung, jadi jagoan. Jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu diam semua. jelas?” lihat tanggal 26 sept, buktikan ke saya. Jangan kita diam saja. Dia itu siapa? Gak berpengaruh. Harga diri, kehormatan kita, kok diinjak-injak sama dia. Karena saya tahu juga dia dapat 'angin' masalahnya, sehingga kita duduk semua, diam.

Ke depan nggak ada lagi orang-orang seperti itu. Saya sudah diajarin apa yang harus disampaikan di media, jangan salahkan nanti prajurit kita ngamuk gitu loh, Prajurit kita ini di grup, di kelompok, di grup tamtama sudah bergelora sudah panas. Kelompok bintara sudah marah. Kok kita kelompok perwira santai-santai saja gitu loh? Gak ada yang saya lihat pangdam yang bergerak sedikit pun. Apa takut jabatannya dilepas atau gimana?"

Danrem-dandim juga saya lihat santai saja, meninabobokan jabatannya. Jangan terbiasa seperti itu saya minta, ya? Silakan kalian bergerak, berdayakan FKPPI dan segala macam untuk tidak menerima penyampaian Effendi Simbolon, masif, lakukan. Nggak usah ada yang takut ya. Nggak usah takut kalian dicopot segala macam, saya tanggung jawab.

Nah, saya minta ini buktikan ya, jangan kemudian diam saja, takut pangkat dan jabatannya dicopot. Kalian sudah bisa buktikan apa yang saya lakukan kepada negara ini. Pangkat dan jabatan itu Gusti Allah, Tuhan yang ngatur. Bukan siapa pun ya, bukan siapa pun. Jadi nggak usah takut kalau harga diri dan kehormatan diinjak-injak, kok kita diam saja gitu loh?

Saya tidak lihat ada letkol, kolonel, ngomong, bintang 1, bintang 2 ngomong, bergejolak gitu loh. Tidak ada yang saya lihat itu. Diam-diam saja, dan dia pun akhirnya merasa benar ya. Saya tekankan lagi tidak ada lagi pengkondisian dari Effendi Simbolon untuk minta minta ke wilayah, Nggak usah takut kita, kalian nggak usah takut. Tidak berpengaruh, Komisi I itu tidak berpengaruh ya. Dia kerjanya hanya minta."

Admin
Penulis