Konflik Rusia-Ukraina Bikin Eropa Krisis Energi, Jerman TIngkatkan Konsumsi Batu Bara Antisipasi Musim Dingin

Konflik Rusia-Ukraina Bikin Eropa Krisis Energi, Jerman TIngkatkan Konsumsi Batu Bara Antisipasi Musim Dingin

Ilustrasi - Penambangan--PLN

“Namun, Eropa sekarang sedang mencari cara untuk secara cepat mengurangi pembangkit listrik tenaga gas dan masih berkomitmen untuk menghentikan tenaga batu bara secara bertahap. Sebagian besar negara di Eropa menggandakan transisi energi listrik mereka, dengan tarif pembangunan baru dan sangat ambisius yang ditetapkan dekade ini untuk pembangkit tenaga angin dan matahari, yang tidak diragukan lagi akan menghasilkan penurunan emisi CO2 yang lebih cepat,” tegas Dave.

Ysanne Choksey, Penasihat Kebijakan di E3G Berlin, menyampaikan pengalaman Jerman ini harus menjadi contoh bahwa negara-negara hanya dapat melakukan transisi bauran energi mereka dari bahan bakar fosil jika persiapan yang diperlukan sudah dilakukan sebelumnya.

“Draf undang-undang tersebut sangat disayangkan dan sepenuhnya karena situasi luar biasa yang membuat Jerman sangat bergantung pada gas Rusia. Tiga bulan kehilangan kesempatan untuk mendorong industri melakukan penghematan energi besar-besaran setara dengan hilangnya investasi dalam energi terbarukan dan efisiensi energi dalam satu dekade. Hasilnya adalah pemerintah membuat keputusan di belakang. Saya menyambut baik pengulangan bahwa tanggal penghapusan 2030 tidak akan terpengaruh.”

(BACA JUGA:Daftar 20 Mobil Terlaris di Indonesia Bulan Mei 2022, Honda Brio Juara)

Hans-Josef Fell, Presiden Energy Watch Group, berpendapat kebijakan pemerintah Jerman untuk mengurangi pasokan gas dari Rusia juga patut diapresiasi karena dengan begitu Jerman akhirnya bisa mengambil langkah strategis menghentikan pembiayaan perang Rusia melalui pembelian gas yang sudah lama tertunda.

Di sisi lain, pada musim panas nanti, Pemerintah Jerman bakal menerapkan model lelang gas, yang akan menetapkan insentif bagi konsumen industri untuk mengurangi konsumsi gas mereka serupa dengan skema yang sudah ada di pasar listrik. 

Ini umumnya disebut skema pengurangan sisi permintaan dimana perusahaan akan dibayar "remunerasi berdasarkan harga tenaga kerja" untuk tidak mengkonsumsi gas.

Sebelumnya Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan situasi tegang dan tingginya harga ini sebagai dampak langsung dari agresi Putin terhadap Ukraina. 

(BACA JUGA:Pasukan Rusia Menang Telak, Tentara Ukraina Mundur, Ratusan Warga Terperangkap Dalam Pabrik Kimia)

“Ini jelas merupakan strategi Putin untuk memecah belah kita sekaligus menaikan harga, karena itu kami tidak akan biarkan hal tersebut, dan kami secara tegas dan bijaksana akan membela diri. Untuk itu, sementara waktu harus menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Tentu ini berat, tetapi situasi ini sangat diperlukan agar kemudian bisa mengurangi konsumsi gas," kata Habeck.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: