News

Lilitkan Bom di Tubuh, 2 Teroris MIT Ditembak Mati

fin.co.id - 2020-04-16 11:52:40 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Dua anggota teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora ditembak mati. Dua pelaku yang masuk dalam daftar pecarian orang (DPO) penembak polisi tersebut, ternyata telah melilitkan bom di tubuhnya.Kapolda Sulteng Irjen Pol Syafril Nursal mengatakan pada tubuh dua anggota jaringan MIT yang tewas dalam baku tembak di Poso, tersebut telah dililitkan bom. Keduanya meruapakan DPO penyerang petugas kepolisian pada Rabu (15/4) pagi."Setelah melakukan aksinya kedua pelaku melarikan diri, kemudian dikejar dan dilakukan penyisiran tim kita dan didapati dua-duanya di sini (lokasi kontak tembak,red) dan di badannya ada bom sehingga dengan kondisi itu harus dilumpuhkan," ungkap Kapolda, dalam pernyataannya di Kabupaten Poso, Rabu (15/4).Ditegaskannya, tindakan tegas yang dilakukan anggota untuk mengantisipasi tindakan yang bisa membahayakan tim yang melakukan pengejaran. Sebab, pada pagi harinya kedua pelaku, yaitu Muis Fahron alias Abdulah, kemudian Ali Darwin alias Gobel menembak Briptu Ilham Suhayar yang bertugas menjaga salah satu Bank di Kota Poso. Akibatnya, Briptu Ilham Suhayar mengalami tembak di dada sebelah kanan tembus punggung belakang.Syafril mengemukakan, kedua pelaku sendiri dipastikan merupakan anggota kelompok sipil bersenjata jaringan MIT pimpinan Ali Kalora."Untuk itu saya meminta kepada Ali Kalora dkk untuk segara menyerah, kalau tidak kita akan buru terus sampai kapanpun juga, sampai habis semuanya," ujarnya.Diceritakan Syafril, beberapa belakangan di wilayah Kabupaten Poso, diduga rangkaian aksi oleh kelompok ini."Perlu kita ketahui sebelumnya itu telah terjadi penyangongan terhadap patroli kita, kemudian mereka memotong orang sedang panen kakao dalam kebun. Perbuatan sadis tanpa perikemanusiaan," ungkapnya.Kapolda jelaskan, pelaku dalam aksi brutal tersebut, diketahui oleh istri dan anak korban yang masih kecil."Dibunuh dengan cara dipotong lehernya kemudian ditinggal yang sampai sekarang belum kita temukan kepalanya. Ini sadis luar biasa, karena orang sipil tidak bersalah pun jadi sasarannya," tuturnya."Target pelaku ini mengambil senjata dari anggota, tidak ada perampokan murni mengambil senjata dari TKP dan CCTV yang kita lihat," ucapnya.Kapolda katakan, dengan ada kejadian ini pengamanan di wilayah diperketat, mengingat jaringan kelompok tersebut telah masuk ke dalam Kota Poso."Pengamanan diperketat dengan melibatkan teman-teman dari TNI," ujarnya.Dia mengatakan untuk mayat kedua pelaku akan bawa ke Palu untuk diotopsi dan diidentifikasi."Barang bukti yamg didapat ada senjata FN, ada peluru, ada bom, sepeda motor yang dipakai dan beberapa barang bukti lainnya," katanya.Dibeberkannya, saat ini diperkirakan DPO kelompok tersebut sekitar 14 orang di wilayah Kabupaten Poso."Masih sekitar 14 orang dan kita masih terus mendeteksi mereka," katanya."Sementara kondisi polisi yang tertembak stabil, sekarang sudah saya kirim ke Palu untuk mendapatkan perawatan yang intensif," imbuhnya.Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto mengatakan Muis Fahron alias Abdulah, kemudian Ali Darwin alias Gobel tewas saat kontak tembak dengan aparat gabungan di jalan lingkar daerah Kayamaya, Kabupaten Poso."Kedua pelaku berhasil dilumpuhkan dan MD (meninggal dunia, Red), waktu terjadi kontak senjata dengan kedua pelaku di sekitar jalan lingakar wilayah Kayamaya, sekitar jam 12 sampai jam satu," ujar Didik.Dijelaskan pula, saat ini jasad kedua terduga pelaku masih berada di Kabupate Poso, Sulawesi Tengah."Mayat masih di Poso, belum ada informasi dari anggota di lapangan," katanya lagi.Sebelumnya, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan aksi penembakan yang melukai Briptu Ilham Suhayar terjadi pada Rabu (15/4) pagi. Peristiwa terjadi pada pukul 09.00 waktu setempat."Pelakunya berjumlah dua orang,” ujarnya.Penyerangan, bermula kala kedua pelaku tiba lebih dulu di Bank Mandiri Syariah. Keduanya datang dengan mengenakan satu sepeda motor atau berboncengan.Seorang pelaku kemudian, turun dari sepeda motor. Sementara satunya menunggu di motor. Namun, saat akan masuk ke bank dihalangi satpam karena tak mencuci tangan.“Setelah itu pelaku mencuci tangan dan kembali mencoba masuk ke dalam bank, tetapi dihalangi lagi karena tak mau melepas helm dan jaket,” beber Argo.Karena dilarang masuk, kedua pelaku itu kemudian berniat meninggalkan bank. Tak berapa lama, datang korban yang memang bertugas untuk mengamankan bank tersebut.“Tiba-tiba ada suara tembakan, ternyata pelaku menembak korban dari belakang. Peluru mengenai punggung dan tembus ke rusuk depan,” katanya.(gw/fin)

Admin
Penulis