Viral

Hendak Jadi Tumbal Pengabdi Setan di Malang, Begini Cerita Siska

FIN.CO.ID - Siska, wanita yang mengaku menjadi korban dugaan sekte pengabdi setan di Kota Malang, Jawa Timur, kini tengah menjadi sorotan publik. Bahkan, polisi kini tengah menyelidiki kebenaran kasus pengabdi setan tersebut.

Pengakuan Siska di kanal YouTube Lonceng Mystery ramai diperbincangkan netizen di media sosial (Medsos). Dalam pengakuan itu, kejadian tersebut menimpanya saat dirinya menjadi mahasiswi pada tahun 2014.

BACA JUGA:

Pada saat itu, Siska ingin memiliki penghasilan sendiri di luar jam kuliah. Kemudian, Siska ditawari temannya berinisil S menjadi guru bimbingan belajar (bimbel) di salah satu yayasan yang diketuai oleh seorang wanita.

Menjadi pengajar paruh waktu, Siska mengaku heran lantaran honornya cukup besar yakni Rp500.000 hingga Rp600.000 per minggu. Padahal, honor bisa guru bimbel hanya sekitar Rp30.000 per jam.

Setelah kurang lebih 4-5 bulan mengajar, Siska diundang seminar di salah satu hotel mewah di Kota Malang. Namun, Siska diminta datang pada pukul 23.00 WIB. 

Di sinilah Siska mulai curiga dengan sekte pengabdi setan itu. Namun, Siska datang tidak seorang diri melainkan bersama tiga temannya S, T, dan A.

"Kita datang ke hotel sudah ngerasa kayaknya bukan seminar deh. Seminar enggak kayak gini. Waktu di gerbang sampai pintu masuk, itu lilin sudah berjejer," kata Siska kepada host Lonceng Mystery seperti dikutip, Rabu 17 Januari 2024.


Siska saat berbicara di akun YouTube Lonceng Mystery. -FIN/Lonceng Mystery-YouTube

Akhirnya, Siska memutuskan untuk pulang tanpa menunggu acara tersebut selesai. Meskipun sempat pamit kepada ketua yayasan yang duduk semeja dengannya, ucapan Siska itu hanya dibalas dengan anggukan dan diam seribu bahasa.

Namun, seusai dirinya pulang dari acara tersebut, ada beberapa kejadian aneh yang menimpanya. Pertama, seorang teman Siska yang sedang menginap di rumahnya dihantui pocong. Kedua, orang tua Siska yakni ibunya melihat putrinya itu di kamar. Padahal, kata dia, dirinya sedang keluar.

"Ketiga, di pagi hari aku nganterin ibu ke pasar. Pulangnya saat nyetir sepeda, ada yang mendorong aku dari belakang. Aku jatuh, ibuku terpental ke kanan," kata Siska.

Kemudian, kata dia, saat dirinya mengendarai sepeda motor. Saat itu, kata dia, dirinya mengalami kecelakaan.

"Aku jatuh telungkup ke aspal. Di belakangku sudah ada bus. Bus ngerem mendadak. Posisi kepala dan ban bus hanya sejengkal. Aku pingsan. Helmku pecah jadi dua dan motor hancur," katanya.

Namun, kata Siska, berdasarkan keterangan sopir dia melihat seorang kakek yang membawa batu. Maka itu, sambungnya, perkiraan sopir bus dia menabrak batu.

"Karena kakek berambut panjang itu melempar batu ke arah bus itu. Setelah itu, kakek-kakek itu tidak ada," katanya.

Siska bertanya-tanya dengan sejumlah kejadian aneh tersebut. Hingga akhirnya, Siska mendatangi rumah ketua yayasan bimbelnya tersebut. Di sini, Siska menemui sejumlah biodata dirinya dan juga 3 temannya.

"Karena pintu tidak ditutup, aku masuk ke sana (rumah ketua yayasan), ternyata ada 4 kertas berisi biodata kita berempat. Tertulis nama, tanggal lahir, jam kelahiran, weton," ucap Siska.

Kemudian, Siska membaca biodata dirinya yang ada di rumah ketua yayasan itu. "Aku baca punyaku, gimana sih proses aku dijadikan tumbal. Proses kematianku itu tertulis pertama aku sakit, kedua aku kecelakaan, kepalaku kayak apapun ditulis sama dia. Ketiga kalau gagal aku bunuh diri," bebernya.

BACA JUGA:

Merasa geram dengan ketua yayasan bimbel setelah membaca kerta itu, Siska pun marah lantaran tak saling kenal dan hendak dijadikan tumbal sekte pengabdi setan.

"Ada Pak W (tetangga ketua yayasan) yang melerai. Akhirnya dibawa ke kelurahan, diadili dan si ibuk ini (ketua yayasan) tadi disuruh keluar dari kampung itu," terang Siska.

Admin
Penulis