Menkes Ungkap Penderita Cacar Monyet Miliki Penyimpangan Seksual
Ilustrasi cacar monyet.-Anna Shalamova-iStock.com
FIN.CO.ID - Sebanyak 34 kasus cacar monyet atau Mpox ditemukan di Indonesia sejak 13 Oktober 2023.
Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin penyebaran cacar monyet dari Jakarta ke Banten dan Jawa Barat.
"Per kemarin ada 34 kasus, sudah menyebar dari Jakarta ke Banten dan Jawa Barat," katanya saat dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa, 7 November 2023.
Dijelaskan Menkes Budi, secara umum penderita Cacar monyet hanya terjadi pada segmentasi khusus lelaki suka lelaki (LSL).
BACA JUGA:
- IDI Ingatkan Masyarakat Jangan Terlalu Takut dengan Penyakit Cacar Monyet
- Antisipasi Lonjakan Pasien Cacar Monyet, RSUD Tangsel Siagakan Ruang Isolasi
Data yang dihimpun Kemenkes melaporkan sebanyak 28 penderita memiliki orientasi seksual LSL, dua orang biseksual, dan tiga lainnya heteroseksual.
Ditemukan pula 28 penderita yang merupakan pengidap HIV. Adapun seluruh kasus terjadi pada laki-laki dengan rentang usia 18-49 tahun, dengan gejala umum lesi pada kulit (31 kasus), demam (27 kasus), ruam (20 kasus), dan pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati (20 kasus).
Selain itu, terdapat pula 15 orang yang menjadi suspek, 87 orang yang telah diperiksa dan negatif (discarded), dan enam orang yang telah sembuh.
"Penyebaran meningkat, ini terjadi penularan lokal," katanya.
BACA JUGA:
- Waspada Kasus Cacar Monyet Bisa Menular Melalui Ini
- Pria atau Wanita? Siapa Paling Banyak Kena Cacar Monyet atau Mpox? Ini Kata Pakar Dermatologi
Menkes menyebutkan penanganan Mpox tidak dilakukan secara terang-terangan, melainkan dilakukan melalui kerja sama dengan komunitas pemerhati kelompok LSL guna mengurangi stigma yang dapat mempersulit upaya intervensi pencegahan penyakit tersebut.
Selain itu, Kemenkes juga berupaya melakukan pengadaan 4.500 dosis vaksin, serta 1.008 botol antivirus tecovirimat, sebagai upaya pengobatan penderita Mpox yang diprakirakan akan tersedia pada minggu keempat November ini.
"Jadi, kita akan kasih vaksin tidak ke semua orang, tetapi ke kelompok dengan faktor risiko khusus, obatnya juga sudah ada, antivirusnya juga sudah ada, dan sudah kita datangkan," tutur Menkes Budi.
DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News
Sumber: