Pertumbuhan Ekonomi Asia Tenggara: Tren dan Prospek Utama

Pertumbuhan Ekonomi Asia Tenggara: Tren dan Prospek Utama

asean-indo-vietnam-ensign-federal-pixabay.com - nguyenthuantien-


photovoltaic-system-Sebastian Ganso - Pixabay-

Keamanan

Kekhawatiran tentang potensi perpindahan dari Cina ke Taiwan tetap valid, tetapi para ahli percaya bahwa ada kemungkinan besar bahwa hal itu tidak akan terjadi. 

BACA JUGA:

Situasi Rusia-Ukraina berdampak pada ekonomi secara global, dan ada kekhawatiran bahwa peristiwa serupa di Taiwan dapat menghancurkan ekonomi yang sedang berjuang dan melemahkan negara-negara kuat. 

Stabilitas geopolitik di Asia Tenggara dan Asia tetap menjadi tren utama yang harus diperhatikan.

Merangkul globalisasi

Globalisasi menjadi tren di Asia dan benua lainnya karena banyak negara menyambut peluang perdagangan internasional dan regional. 

Sebagian besar negara Asia terbuka terhadap perjanjian perdagangan dengan mitra regional dan internasional dan dengan senang hati berdagang dengan siapa pun tanpa memilih pihak dalam konflik apa pun.

Prospek Masa Depan Ekonomi Asia Tenggara

Dua tren utama akan berdampak pada ekonomi Asia; peningkatan suku bunga dan tingkat utang yang tinggi.

Ketidakpastian seputar suku bunga di Asia akan berdampak pada perdagangan mata uang dan calon investor yang mencari biaya investasi yang terjangkau. 

BACA JUGA:

Kinerja ekonomi diperkirakan akan membaik setelah pengumuman pasti dari bank sentral regional. Meskipun suku bunga rata-rata di Asia meningkat tahun lalu, kuartal terakhir tahun 2022 melihat banyak negara mengalami kesulitan ekonomi. Peningkatan suku bunga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tingkat utang yang tinggi juga merupakan masalah yang memprihatinkan, seperti yang terlihat pada dampak negatif neto pada pertumbuhan di tahun-tahun sebelumnya. 

Tingkat suku bunga yang rendah selama bertahun-tahun menciptakan tingkat utang yang tinggi dan meningkatkan belanja konsumen, dan tren ini tidak berkelanjutan jika pertumbuhan ekonomi diinginkan. 

Namun, Indonesia, khususnya, telah berhasil mempertahankan surplus perdagangan yang stabil selama 38 minggu berturut-turut meskipun terjadi penurunan impor dan ekspor.

Tingkat pertumbuhan PDB rata-rata untuk negara-negara Asia Berkembang diproyeksikan mencapai 5,4 persen pada tahun 2024, tumbuh hanya sedikit dari 5,3 persen pada tahun 2023. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: