Indeks Kinerja Logistik RI Turun Tajam, Kadin Desak World Bank Kaji Ulang

Indeks Kinerja Logistik RI Turun Tajam, Kadin Desak World Bank Kaji Ulang

Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Akbar Djohan (Tengah), dalam agenda press confference di Menara Kadin Jakarta, Kamis 20 Juli 2023-Sigit Nugroho untuk FIN.CO.ID-

Indeks Kinerja Logistik - Indeks Kinerja Logistik (Logistics Performance Index/LPI) Indonesia pada tahun 2023 turun peringkat. 

Jika pada tahun 2018 lalu LPI berada di peringkat ke 63, pada tahun 2023 ini LPI Indonesia turun tajam ke peringkat 63 dunia. 

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Akbar Djohan meminta agar World Bank mengkaji ulang.

Sebagaimana diketahui, ada enam indikator dalam LPI yang diukur Bank Dunia, yakni kepabeanan, infrastruktur, pengiriman internasional, kompetensi dan kualitas logistik, kecepatan waktu, serta pelacakan dan penelusuran.

Empat dari enam indikator LPI Indonesia dilaporkan turun dari tahun 2018 hingga 2023.

Diketahui, indikator yang turun nilainya tersebut antara lain terkait pelacakan dan penelusuran yang turun 0,30 poin, kecepatan waktu turun 0,37 poin, kompetensi dan kualitas logistik turun 0,20 poin, dan pengiriman internasional turun 0,23 poin. 

BACA JUGA:

Hanya indikator kepabeanan saja yang naik dengan nilai 0,13 poin.

"Dari 4 pilar yang diukur salah satunya adalah international shipment. Kita gak bisa membandingkan shipping internasionalnya Singapura dengan shipping internasionalnya kita, karena kita ini adalah final destination sedangkan di Singapura sebagai transhipment shipping. Dari situ saja kita lihat, seharusnya bisa diukur dengan aspek negara kepulauannya," kata Akbar Djohan di Menara Kadin, Jakarta, Kamis 20 Juli 2023.

Secara peringkat, negara dengan LPI tertinggi adalah Singapura, disusul Finlandia, Denmark, dan Jerman. Sementara Malaysia ada di urutan ke-31 dan Filipina ada di peringkat 47.

Akbar mengatakan Indonesia adalah negara kepulauan dengan 17.500 pulau. Menurutnya perlu dilakukan standarisasi pelabuhan sehingga setiap pelabuhan bisa mencatat data secara akurat. Dengan semua faktor itu, menurutnya perlu dikaji ulang indikator-indikator perhitungan LPI Bank Dunia.

"Jadi empat pilar itu harus diukur kembali. Harus diukur kembali supaya ada benchmarking yang tepat dan juga bisa menggambarkan situasi yang konkret," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Indonesia International Single Window Mochamad Agus Rofiudin mengatakan, perbaikan empat pilar indikator LPI tersebut membutuhkan kolaborasi seluruh pihak. 

BACA JUGA:

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: