Jokowi: Kita Harus Hati-Hati Tapi Jangan Pesimis!

Jokowi: Kita Harus Hati-Hati Tapi Jangan Pesimis!

Presiden Jokowi menyerahkan sertifikat tanah untuk rakyat di Gelora Delta, Sidoarjo, Senin (22/08/2022). (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr) --

JAKARTA, FIN.CO.ID- Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta semua pihak termasuk pengusaha di seluruh Indonesia agar tidak pesimis meskipun kondisi ekonomi global saat ini tidak stabil. Presiden Jokowi mengatakan, sesulit apa pun ekonomi, pasti ada peluang.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat memberikan pengarahan pengurus Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Se-Indonesia yang juga dihadiri Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Ketua Umum KADIN M Arsjad Rasjid serta ketua umum KADIN provinsi.

"Kita harus waspada iya, hati-hati iya, tapi jangan memunculkan sebuah pesimisme, ini sekali lagi yang saya tidak mau. Harus tetap optimis karena dalam setiap kesulitan ada peluang di situ, pasti," kata Presiden Joko Widodo di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Selasa 23 Agustus 2022.

Menurut Jokowi, dalam kondisi sesulit apa pun pasti ada peluang dan yang bisa menggunakan peluang itu adalah 'entrepreneur,' wirausahawan.

(BACA JUGA:Cuitan Jokowi Jlebb Banget: Apa Benar Kita Kurang Bebas Bicara?)

(BACA JUGA:Viral Video Jokowi Skak Karni Ilyas Soal Ini, Husin Shihab: Presiden yang Besar Hati)

Presiden Jokowi menyebut salah satu peluang usaha yang dapat dimasuki wirausahawan Indonesia adalah di bidang pangan.

"Peluangnya apa? Ada krisis pangan, ya berarti peluangnya di pangan, jualan pangan paling cepat sekarang. Kemarin dari China minta beras 2,5 juta ton, Saudi minta 100 ribu ton beras, saat ini kita belum berani, kita stop dulu, tapi begitu produksi melompat karena bapak ibu ke situ, bisa saja kita terjun ke situ dengan harga yang sangat 'visible' sangat baik," ungkap Presiden.

Presiden menyebut awalnya hanya ada 6 negara yang membatasi ekspor pangan, namun berangsur-angsur bertambah menjadi 23 negara.

"Semua menyelamatkan negara masing-masing ya semestinya memang harus seperti itu. Oleh sebab itu patut kita syukuri bahwa 2 minggu lalu disampaikan kepada kita sebuah sertifikat dari 'International Rice Research Institute' yang menyampaikan ketahanan pangan kita baik dan swasembada kita sudah dimulai sejak 2019," tambah Presiden.

Apalagi di sisi lain, negara lain kekurangan pangan sedangkan Indonesia justru dinyatakan sudah swasembada besar dan sistem ketahanan pangan yang sudah baik.

(BACA JUGA:Pesan Jokowi ke Menteri ATR/BPN: Kalau Masih Ada Mafia Gebuk!)

(BACA JUGA:Jokowi Klaim Harga Beras Murah Dibanding Negara Lain, PKS: Termahal di ASEAN!)

"Saya ajak bapak ibu sekalian misalnya di NTT, ada KADIN, tanam sorgum. NTT adalah tempatnya sorgum, sangat subur sekali, dan 'visible' nggak usah ribuan hektare coba saja 10 hektare. Bener nggak sih presiden ini ngomong bener nggak? Dihitung, masuk kalkulasi tanam sebanyak-banyaknya itu nanti dipakai untuk campuran gandum," ungkap Presiden.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: