News

Duh! Politikus Demokrat Bilang Dede Budhyarto Biawak Buduk

fin.co.id - 26/07/2021, 10:15 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA- Politikus Partai Demokrat, Taufik Rendusara dan Komisaris PT Pelayaran Nasional (Pelni), Dede Budhyarto saling 'serang' di media sosial Twitter. Penyebabnya, Dede Budhyarto tak terima Taufik mengkritisi aksi Jokowi yang mencari obat covid-19 di Apotek Duta Villa Bogor.

Menurut Taufik, orang yang hendak mencari obat covid-19, Oseltamivir harus menggunakan resep dokter. Taufik bahkan menyebut kata (maaf) goblok dalam cuitannya.

"Obat itu harus dengan resep dokter mana bisa beli sembarangan di apotek, goblok banget. Iya gak sih," cuit-nya melalui akun @TRendusara beberapa hari lalu.

Cuitan itu membuat Dede Budhyarto berang. Dia menyayangkan Partai Demokrat tidak memberikan sanksi kepada Taufik.

"Kader partai modelan @TRendusara yang membuat publik makin tidak simpatik dan celakanya tidak ada sangsi apa-apa dari Ketum Agus Yudhoyono," tulis Dede Budhyarto.

Menanggapi cuitan Dede Budhyarto, Taufik menilai pria yang akrab disapa Kang Dede itu terlalu baper atau bawa perasaan. Dia bahkan menyebut Kang Dede dengan nama hewan.

"Ehh biawak buduk @kangdede78 baperan banget lo sekarang," tulis Taufik Rendusara dikutip di Twitter-nya, Senin (26/7).

Menurut Taufik, Kang Dede seharusnya melihat Presiden Jokowi yang ke Apotek tidak membawa resep dokter hanya menggunakan catatan kecil.

"Udah perhatiin baik-baik belum video-nya? Datang ke apotek itu nyari obat tentunya untuk beli. Elo pikir bisa beli obat virus yang disebut tersebut tanpa resep pakai catatan doang? Kalau cuman mau nanya mah, telpon aja dari rumah," tulis Taufik Rendusara.

Lebih lanjut, Taufik menilai, seharusnya Jokowi datang ke Apotek yang ada obatnya. Hal itu guna memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa Indonesia masih memiliki obat covid-19.

"Elo biawak buduk @kangdede78 harusnya kasih tahu presiden @jokowi datang ke apotek yang ada obatnya. Kenapa? Memberikan kepastian kpd rakyat bahwa obat terjamin ada. Bukan datang yang gak ada obatnya sehingga membuat kegaduhan, harga obat naik meroket. Mikir yang bener!," sindirnya.  (dal/fin) 

Admin
Penulis
-->