Internasional

Terungkap! Ternyata ini yang Membuat Pemerintah Tajikistan Larang Perempuan Pakai Jilbab, Meski Mayoritas Beragama Islam

fin.co.id - 28/06/2024, 09:39 WIB

Ilustrasi wanita gunakan jilbab.

fin.co.id - Tajikistan, negara di Asia Tengah dengan mayoritas penduduk Muslim, baru-baru ini menggemparkan dunia dengan pelarangan jilbab di negaranya. Aturan ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan dan rasa penasaran, terutama terkait budaya dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Tajikistan.

Budaya Tajikistan yang Kaya dan Beragam

Tajikistan memiliki budaya yang kaya dan beragam, dipengaruhi oleh sejarah panjang dan persimpangan berbagai peradaban. Budaya ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, seperti musik, tari, seni, dan tradisi.

Musik dan Tari: Musik tradisional Tajikistan diwarnai dengan alat musik seperti rubab, dutar, dan tanbur. Tarian rakyatnya pun semarak, seperti fatana dan zrafa.

Seni dan Tradisi: Tajikistan terkenal dengan kerajinan tangan yang indah, seperti bordir, keramik, dan perhiasan. Tradisi mereka pun kaya, seperti perayaan Navruz (Tahun Baru) dan Plov (hidangan nasi khas).

Baca Juga

Islam dan Peran Jilbab

Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, Tajikistan memiliki interpretasi yang unik tentang agama ini. Sejak era Soviet, negara ini menganut sekularisme, sehingga pengaruh agama dalam kehidupan publik dibatasi.

Jilbab, meskipun dikenakan oleh banyak wanita Muslim di Tajikistan, tidak dianggap sebagai bagian wajib dari agama. Banyak wanita memilih untuk mengenakannya sebagai bentuk ekspresi keyakinan pribadi, sementara yang lain tidak.

Alasan di Balik Larangan Jilbab di Tajikistan

Pemerintah Tajikistan menjelaskan bahwa larangan jilbab bukan bertujuan untuk menindas agama, melainkan untuk melestarikan budaya nasional dan mencegah ekstremisme.

Melestarikan Budaya Nasional: Pemerintah Tajikistan ingin mendorong penggunaan pakaian tradisional, yang mereka anggap sebagai bagian penting dari identitas nasional. Jilbab, yang dianggap sebagai pakaian asing, dikhawatirkan dapat mengikis budaya lokal.

Mencegah Ekstremisme: Pemerintah prihatin dengan meningkatnya pengaruh kelompok ekstremis di negara tersebut. Mereka percaya bahwa pelarangan jilbab dapat membantu mencegah penyebaran ideologi radikal.

Baca Juga

Reaksi dan Kontroversi Soal Larangan Jilbab di Tajikistan

Larangan jilbab di Tajikistan telah menuai berbagai reaksi. Banyak yang mendukung kebijakan ini, meyakini bahwa hal ini dapat menjaga stabilitas dan persatuan nasional.

Namun, di sisi lain, banyak pula yang menentang, menganggapnya sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan beragama.

Kontroversi ini menunjukkan kompleksitas situasi di Tajikistan, di mana budaya, agama, dan politik saling terkait erat.

Kesimpulan

Larangan jilbab di Tajikistan merupakan isu yang kompleks dengan berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Memahami budaya dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Tajikistan sangatlah penting untuk memahami kebijakan ini secara utuh.

Penting untuk dicatat bahwa situasi di Tajikistan masih terus berkembang, dan dampak jangka panjang dari larangan jilbab belum diketahui.

Dialog dan pemahaman yang berkelanjutan antar berbagai pihak diperlukan untuk menemukan solusi yang dapat menyeimbangkan antara pelestarian budaya, kebebasan beragama, dan hak asasi manusia. (*)

Sigit Nugroho
Penulis
-->