Agensi SM Entertainment Angkat Bicara Soal Tragedi Halloween Itaewon Korea Selatan

Agensi SM Entertainment Angkat Bicara Soal Tragedi Halloween Itaewon Korea Selatan

Tragedi Itaewon Korsel saat perayaan Halloween (Dok Twitter @tanyarlfes)--

BACA JUGA:Bukan Toba, Ternyata 'Laut' Kaspia di Perbatasan Asia dan Eropa Adalah Danau Terbesar di Dunia

Kelompok-kelompok Kristen selama bertahun-tahun secara rutin berusaha untuk menjelek-jelekkan dan merendahkan perayaan Halloween.

Sebagian dengan mengulangi klaim bahwa Sam Hain sebagai dewa orang mati Celtic dan Halloween menjadi pestanya.

Anggapan ini berasal dari insinyur Inggris abad ke-18 Charles Vallancey.

Charles Vallancey menulis tentang festival Samhain dengan pemahaman buruk tentang budaya dan bahasa, dan telah diulang tanpa kritik sejak itu.

BACA JUGA:Gaes Ada Kedai Kopi Unik Nih! Kopi Motoran yang Tengah Digandrungi Warga Tangerang

BACA JUGA:MUI Tidak Berikan Sertifikat Halal ke Mie Gacoan Karena Ada Nama Setan?

Sebenarnya gereja itu sendiri melestarikan tradisi Samhain di Barat dengan mengkristenkannya pada abad ke-9.

Kemudian menetapkan arah untuk transformasi tradisi keagamaan pagan Eropa Utara menjadi hari libur sekuler dan populer di seluruh dunia. Hari yang menguntungkan kedua setelah Natal.

Samhain

Tradisi Halloween di Barat sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu hingga festival Samhain (diucapkan `Soo-when', `So-ween' atau `Saw-wen'), festival Tahun Baru Celtic.

Samhain berarti 'akhir musim panas', dan festival ini menandai penutupan musim panen dan datangnya musim dingin.

BACA JUGA:Tempat Ngopi 'Tersembunyi' dan Unik di Bekasi, Cocok Untuk Nongkrong Pas Weekend

BACA JUGA:Manfaat Kurma Bagi Kesehatan, Mengurangi Haus Hingga Meningkatkan Kesuburan dan Memudahkan Persalinan

Bangsa Celtic percaya bahwa selubung antara dunia yang hidup dan yang mati yang paling tipis saat ini sehingga orang mati dapat kembali dan berjalan di tempat mereka sebelumnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: