Soroti Tragedi Hallowen Itaewon, Dokter: Kerumunan yang Sebabkan Kekurangan Oksigen

Soroti Tragedi Hallowen Itaewon, Dokter: Kerumunan yang Sebabkan Kekurangan Oksigen

Penyidik memeriksa tempat kejadian di mana banyak orang tewas dan terluka karena terinjak-injak saat festival Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, (30/10/2022). Hingga Minggu (30/10) dini hari, pihak berwenang setempat menyatakan 146 orang meningga--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Tragedi di Itaewon, Korea Selatan sebanyak 154 orang meninggal dunia, pada Sabtu 29 Oktober 2022.

Korban tersebut mengalami henti jantung, bahkan petugas media meminta bantuan masyarakat untuk melakukan pertolongan pertama CPR pada korban.

Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesials Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr. Vito Anggarino Damay Sp J menyoroti kasus Itaewon.

Ia mengatakan jika korban yang berdesakan dalam kerumunan yakni kekurangan oksigen hingga henti jantung.

BACA JUGA:Hati-hati! Kerumunan Seperti di Perayaan Halloween Itaewon Bisa Picu Henti Jantung, Begini Penjelasannya

BACA JUGA:Aktor Yoong Hong Bin dan Kekasihnya Menitihkan Air Mata saat Gagal Selamatkan Korban Tragedi Hallowen Itaewon

Vito menyampaikan, ketika orang-orang berada dalam kerumunan dan berdesakan dengan orang lain misalnya di depan, belakang, kanan dan kirinya, maka napasnya menjadi kurang lega dan ada risiko dada terhimpit sehingga menyebabkan dia tidak bisa bernapas dengan baik.

"Oksigen akhirnya terganggu. Tubuh mengalami kekurangan oksigen," kata Vito dalam video pesanya pada Senin, 31 Oktober 2022.

lanjutnya, situasi ini yang tidak terkendali diperparah dengan ketegangan dan adrenalin yang muncul.

Menurut Vito, karbondioksida lebih banyak sehingga pembuluh darah menjadi kuncup. Akibatnya, oksigen tidak bisa terhantar dengan baik karena fungsi jantung sebagai pompa pembuluh darah dan penghantar oksigen juga mengalami kekurangan oksigen.

BACA JUGA:Bintangi Iklan Kopi Bareng, Ini Reaksi Beby Tsabina Tahu Artis Korea Lee Ji Han Wafat Buntut Tragedi Itaewon

BACA JUGA:Tragedi Itaewon di Malam Halloween Tewaskan 153 Orang, Pakar Ingatkan Efeknya terhadap Korban Selamat

"Bayangkan jantung sebagai pompanya saja tidak dapat oksigen juga. Inilah yang menyebabkan terjadinya henti jantung," tutur Vito.

Vito mengatakan, henti jantung karena hipoksia atau kekurangan oksigen dalam sel otot jantung menyebabkan terjadinya detak jantung semakin lambat bahkan asistol atau henti jantung dengan tidak adanya detak jantung.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Ari Nur Cahyo

Tentang Penulis

Sumber: