Kasus Tewasnya Mahsa Amini, Gus Nadir: Tak Pakai Jilbab Bukan Termasuk Jinayat

Kasus Tewasnya Mahsa Amini, Gus Nadir: Tak Pakai Jilbab Bukan Termasuk Jinayat

Cendekiawan Nahdatul Ulama NU, Nadirsyah Husein alias Gus Nadir --Instagram/ @nadirsyahhosen_official

Sebelumnya, Mahsa Amini ditangkap bersama sejumlah wanita lainnya karena terlibat aksi demonstrasi menolak mengenakan jilbab di tempat umum. 

Sejak tahun 1979, Iran memang menegakkan undang-undang syariat Islam. Yang mana para wanita wajib menutup rambut atau jilbab dan mengenakan pakaian panjang dan longgar di tempat umum. 

Pelanggar aturan itu akan dikenai teguran di depan publik, didenda atau ditangkap.


Prores wajib berjilban di Iran. (AFP) --

(BACA JUGA:Tolak Mengenakan Jilbab, Wanita Iran Tewas Setelah Ditangkap Polisi Susila)

Sementara dalam beberapa bulan terakhir, para aktivis hak asasi manusia Iran mendesak agar para wanita untuk melepas hijab mereka. 

Video-video yang diunggah di media sosial memperlihatkan sejumlah tindakan keras oleh polisi susila terhadap para wanita yang melepas hijab mereka.

Media pemerintah melaporkan pada Jumat 16 Seprember, pihak berwenang mulai menyelidiki kematian wanita bernama Mahsa Amini itu, setelah ada perintah dari Presiden Ebrahim Raisi. 

Polisi mengatakan wanita berusia 22 tahun tersebut jatuh sakit saat menunggu bersama tahanan perempuan lain di sebuah kantor polisi susila.

(BACA JUGA:Putin Panggil Tentara Profesional, Warga 'Usia Tempur' Berbondong-bondong Tinggalkan Negara Beruang Merah)

"Berdasarkan penyelidikan cermat, sejak pemindahannya ke kendaraan dan juga ke lokasi (kantor polisi), tidak ada perlakuan fisik terhadap dirinya," kata polisi dalam pernyataannya.

Polisi menolak tuduhan di media sosial bahwa Amini kemungkinan telah dipukuli.

Rekaman kamera pengawas yang disiarkan TV pemerintah tampak memperlihatkan seorang wanita, yang diidentifikasi sebagai Amini, jatuh setelah bangkit dari kursinya saat berbicara dengan seorang petugas di kantor polisi.

Polisi sebelumnya mengatakan Amini mendapat serangan jantung setelah dibawa ke kantor polisi itu untuk 'diyakini dan dibina', kata TV pemerintah, seraya membantah tuduhan bahwa dia dipukuli.

(BACA JUGA:Protes Kewajiban Berhijab, Wanita-Wanita Iran Keluar Rumah dan Bakar Jilbab)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Ari Nur Cahyo

Tentang Penulis

Sumber: