Tak Kenal Maka Tak Sayang, Berikut Fakta Badak Sumatera dan Badak Jawa

Tak Kenal Maka Tak Sayang, Berikut Fakta Badak Sumatera dan Badak Jawa

Ilustrasi - Badak Sumatera (dok. IST)--

Badak di Afrika juga memiliki daya tarik bagi tumbuhnya kegiatan ekowisata melalui kegiatan safari. Tetapi di Indonesia, badak yang hidup di Taman nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Leuser, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan masih belum siap untuk dikembangkan menjadi objek ekowisata.

(BACA JUGA:Marc Marquez Panen Hujatan Usai Insiden Dengan Quartararo dan Takaaki Nakagami, Sang Adik Beri Pembelaan)

(BACA JUGA:Usai Gagal Balapan di Aragon, Fabio Quartararo Akan Bertarung Untuk Menang di MotoGP Jepang)

Ancaman

Salah satu penyebab rendahnya populasi badak Sumatera dikarenakan rendahnya kapasitas reproduksi individu badak di habitatnya. Selain itu, perburuan dan ketersediaan habitat yang memadai kemungkinan besar masih menjadi ancaman yang serius bagi kelestarian badak dalam jangka panjang. 

Badak Jawa walau ditengarai sudah tidak terdapat perburuan, ketersediaan pangan menjadi ancaman tersendiri, dimana tumbuhan invasif secara perlahan mengusir tumbuhan asli pakan badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. 

Dosen di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Hariyanto mengungkapkan, invasi langkap (Arenga obtusifolia) merupakan penyebab utama terjadinya degradasi habitat badak Jawa secara alami. 

Dalam jangka panjang, tanpa adanya pengendalian spesies ini,  dapat menyebabkan menurunnya populasi satwa ini dan berkurangnya keanekaragaman hayati di Taman Nasional Ujung Kulon.

(BACA JUGA:Klasemen MotoGP 2022 Usai GP Aragon: Fabio Quartararo Masih di Puncak, Bagnaia Kian Merapat)

(BACA JUGA:Hasil GP Aragon 2022: Apesnya Fabio Quartararo, Badan Babak Belur, Motor Hancur, Poin Kian Dekat Dengan Bagnai)

Upaya pelestarian

Melalui Rencana Aksi Darurat (RAD) Penyelamatan Populasi Badak Sumatera, beberapa strategi pemulihan populasi badak Sumatra dilakukan oleh pemerintah bersama beberapa pihak seperti melakukan proteksi intensif di Kawasan Leuser, membangun fasilitas pengembangbiakan atau suaka badak, dan penerapan teknologi reproduksi berbantuan untuk perkembangbiakan badak. 

Yayasan KEHATI sendiri telah mengadministrasikan dukungan konservasi badak lewat program pengalihan pembayaran utang Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat sejak tahun 2017 di beberapa kantong populasi badak seperti di TN Gunung Leuser, TN Bukit Barisan, dan TN Way Kambas.

Terkait pelestarian badak Jawa, terdapat usulan perluasan habitat. Selain untuk menghindari  ancaman erupsi Gunung Anak Krakatau dan terjangan tsunami, ketersediaan pakan diharapkan bisa menjadi solusi dari perluasan habitat badak Jawa.  

“Peran semua pihak untuk terus mengkampanyekan pelestarian badak Sumatera dan badak Jawa juga menjadi penting, apalagi di era digital seperti sekarang. Masih eksisnya kedua jenis badak ini merupakan kebanggan tersendiri di tengah kepunahan koleganya di negara tetangga. Namun tentu kita tidak boleh berpuas diri. Dukungan dari semua pihak tetap diperlukan agar badak Sumatra dan badak Jawa tetap lestari,” pungkas Rika. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: