Tak Kenal Maka Tak Sayang, Berikut Fakta Badak Sumatera dan Badak Jawa

Tak Kenal Maka Tak Sayang, Berikut Fakta Badak Sumatera dan Badak Jawa

Ilustrasi - Badak Sumatera (dok. IST)--

Habitat

Badak Sumatera dapat dijumpai di Pulau Sumatera baik di alam liar, maupun di kawasan  konservasi seperti Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Way Kambas, dan Taman Nasional Bukit Barisan. 

(BACA JUGA:Hey, Istri Perlu Paham Ketika Cinta Suami Memudar, Ini Tandanya)

(BACA JUGA:Virus Langya, Kenali Gejala dan Cara Penularannya)

Badak Sumatera juga dapat ditemukan di Kutai Kalimantan Timur. Habitat badak Jawa terfokus di Taman Nasional Ujung Kulon. 

Badak Sumatera sebelumnya, menempati daerah penyebaran yang cukup luas di hutan-hutan dataran rendah dan menengah di Asia yang meliputi India, Bhutan, Bangladesh, Myanmar, Laos, Thailand, Malaysia (Semenanjung Malaya dan Sabah), Indonesia (Sumatra dan Kalimantan) dan barat daya China, terutama di Sichuan. 

Sedangkan badak Jawa sebelumnya tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra, seluruh. Asia Tenggara sampai ke India dan China. 

Populasi dan Status Pelestarian

Populasi badak Sumatera diperkirakan kurang dari 100 individu di alam berdasarkan Population and Habitat Viability Analysis (PHVA) tahun 2016 dan hanya tinggal di Indonesia. 

(BACA JUGA:Definisi Sudah Jatuh Tertimpa Tangga: Quartararo Crash Dengan Marquez, Lalu Apes Juga Saat Dibonceng Marshal)

(BACA JUGA:Usai Kecelakaan di GP Aragon, Quartararo Alih Profesi Jadi Penyanyi?)

Sedangkan badak Jawa berjumlah sekitar 75 individu berdasarkan data KLHK tahun 2021. Badak Sumatra dan Badak Jawa sama-sama berstatus kritis (critically endangered) berdasarkan Daftar Merah IUCN.

Peran Badak Bagi Alam dan Manusia

Kemampuan badak dalam menyebarkan benih sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam. Kotoran dan tanah pijakan badak dapat menjadi tempat yang baik untuk benih tumbuhan hidup. 

Badak merupakan satwa pemakan semak dan pucuk daun sehingga merangsang tumbuhnya pucuk-pucuk baru, dimana pucuk daun yang baru tumbuh dapat menyerap karbon dioksida lebih banyak dari pucuk yang sudah tua. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: