Inflasi Hantui Indonesia, Perlu Hati-hati Kendalikan Harga dan Ketersediaan BBM

Inflasi Hantui Indonesia, Perlu Hati-hati Kendalikan Harga dan Ketersediaan BBM

Ilustrasi - IMF: Tingginya harga komoditas di Asia berpotensi picu inflasi dunia-Photo by Pavel Danilyuk -Pexels

"Ini kan lampu merah buat ekonomi kita.  Apalagi dari angka inflasi tersebut, kelompok harga yang peningkatannya cukup besar adalah dari kelompok bahan makanan, yakni mencapai 10,47 persen," kata Mulyanto.  

Pemerintah harus ekstra hati-hati soal ini, karena inflasi dari kelompok bahan makanan ini tidak dapat diatur oleh pemerintah. 

Selain itu, kelompok bahan makanan ini adalah komponen barang yang langsung terkait dengan perut masyarakat.  

Kenaikan harga BBM secara langsung akan menaikkan biaya proses dan transportasi bahan makanan, yang ujung-ujungnya akan menaikan harga bahan makanan tersebut.

"Kalau masyarakat lapar, mereka dapat melakukan tindakan yang tidak terkendali.  Selain itu, tingginya inflasi pada komoditas pangan berisiko besar bagi peningkatan kemiskinan nasional," terang Mulyanto. 

(BACA JUGA:Inflasi Naik hingga Pertumbuhan Ekonomi Melemah, Jokowi: Dunia Dalam Kondisi Mengerikan)

Untuk diketahui, tekanan inflasi domestik yang terus menguat disebabkan oleh kenaikan harga energi dan pangan global. 

Kenaikan harga energi, menurut BPS, antara lain dapat diredam lewat pemberian subsidi oleh pemerintah. 

Ini bertujuan agar kenaikan harga energi dunia tidak ikut dirasakan konsumen.

Menurut Ketua BPS kenaikan inflasi pada Juli lalu, bukan hanya disebabkan karena harga bergejolak, tetapi juga oleh kelompok harga yang diatur pemerintah seperti Bahan Bakar Minyak (BBM). 

Karena tidak semua jenis BBM disubsidi oleh pemerintah, maka penyesuaian harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex ikut mengerek inflasi bulan Juli 2022. 

(BACA JUGA:BI Perkirakan Inflasi Juli 2022 Tembus 0,55 Persen)

Kenaikan harga LPG dan penyesuaian tarif listrik di atas 3.500 VA juga memberi andil terhadap inflasi bulan Juli lalu.

Ia pun mengingatkan, bahwa tingginya inflasi pada komoditas pangan berisiko besar pada peningkatan kemiskinan. 

Karena, kenaikan harga atau inflasi yang cukup tinggi pada kelompok makanan, memiliki potensi yang besar terhadap angka kemiskinan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: