Angka Stunting Naik, Dinkes Kota Tangerang Masifkan Penanganan Dengan Cara Ini

Angka Stunting Naik, Dinkes Kota Tangerang Masifkan Penanganan Dengan Cara Ini

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni Saat Diwawancara Awak Media.-Khanif Lutfi-

FIN.CO.ID - Kasus stunting atau gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan gizi di Kota Tangerang alami kenaikan. Hal itu diketahui dari angka prevalensi stunting yang tengah mengalami peningkatan dari 11,8 persen menjadi 17,6 persen.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang pun terus berupaya menekan angka stunting. Dengan memasifkan penanganan stunting di 13 kecamatan.

Kepala Dinkes Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni menyebut, Pemkot Tangerang tengah menggelar rembuk stunting sebagai langkah evaluasi besar-besaran. 

Namun demikian, menurutnya, kenaikan angka stunting ini hampir terjadi di seluruh wilayah di Indonesia. Di Provinsi Banten saja, sambung Dini, ada lima kota kabupaten yang mengalami peningkatan, termasuk Kota Tangerang. Saat ini, sederet

"Program penanganan stunting akan terus dan lebih dimasifkan di 13 kecamatan di Kota Tangerang," papar dr. Dini, Rabu 8 Mei 2024.

BACA JUGA:Komitmen Turunkan Stunting, Pemkab Tangerang Kuatkan Tim Pendamping Keluarga

BACA JUGA:Gak Bikin Kantong Kering! Berikut 5 Makanan Murah Bantu Cegah Stunting pada Anak, Ibu Hamil Wajib Tahu!

Ia pun menjelaskan, ada hampir 20 layanan atau program kesehatan yang disajikan untuk penanganan stunting di Kota Tangerang.

Namun, hal ini memang membutuhkan kerja sama atau kolaborasi yang kuat dari seluruh pihak terkait. 

"Sederet program akan kami lanjutkan dan kami perkuat, untuk menuntaskan kasus stunting di Kota Tangerang," tegas dr. Dini.

BACA JUGA:INDEF: Pemerintah Perlu Berikan Insentif Pajak ke Pelaku Bisnis untuk Atasi Stunting

BACA JUGA:Pentingnya Minum Susu untuk Cegah Stunting Bagi Anak, Begini Penjelasan Dokter

Untuk mendukung percepatan penurunan stunting, di Kota Tangerang berikut sederet langkah yang dilakukan Pemkot Tangerang: 

1. Yuk Jaim (Yuk Jadi Remaja Anti Anemia) dan AKSI bergizi untuk remaja 

2. Kader Srikandi (Sedari Dini Kawal Ibu Hamil dan Balita)

3. Babar Bahagia (Bayi dan Ibu Cageur, Bawa Akta Kelahiran, Kartu Keluarga dan Kartu Indonesia Sehat)

4. Laksa Gurih (Tatalaksana Gizi Buruk agar Segera pulih)

5. Simkesda (Sistem Informasi Kesehatan Daerah), berisi laporan imunisasi balita.

6. Cageur Jasa (Colaborasi Kunjungan Rumah Terintegrasi Keluarga Sehat)

7. Kader Asmara TBC (Aksi Skrining Mandiri TBC Berbasis Masyarakat)

8. Sekoper Semangat (Sistem Elektronik Penilaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga)

9. Kader Kesling CERIA (Cek Rumah dan Lingkungan Kita) dengan Aplikasi SICERIA (Sistem Informasi Cek Rumah dan Lingkungan Kita)

10. Si Kasep (Aplikasi Kursus Higiene Sanitasi dan Keamanan Pangan)

11. Kurbakala PAUD (Ukur Berat dan Tinggi Badan secara Berkala)

12. P2L (Perkarangan Pangan Lestari) untuk keluarga Balita Stunting

13. Bantuan Pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, Aman) untuk balita stunting

14. Bantuan BKB Kit Stunting

15. Peningkatan akses air minum dan sanitasi

16. Pelatihan pencegahan stunting bagi remaja dan calon pengantin

17. Pemeriksaan kesehatan calon pengantin.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rikhi Ferdian

Tentang Penulis

Sumber: