"Ini seperti fresh buying dalam emas dan perak. Saya pikir dolar mundur dengan The Fed ingin melambat ke 50 bps pada Desember," kata Tai Wong, trader Heraeus Precious Metals di New York, dikutip dari Reuters.
Indeks Dolar (Indeks DXY) turun 0,5 persen ke level terendah hampir dua minggu terhadap sekeranjang pesaingnya, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil US Treasury juga merayap lebih rendah.
BACA JUGA:Bidik Perolehan Dana Rp 5 Triliun, BSI Bakal Rights Issue Akhir Tahun
BACA JUGA:Prestasi! BSI Kuasai 50 Persen Pangsa Pasar Keuangan Syariah Indonesia
"Emas juga menembus USD1.680 dan kemudian USD1.700 dan penerobosan level teknikal tersebut dapat memberikan dorongan tambahan," kata analis OANDA, Craig Erlam.
Data indeks harga konsumen Amerika akan dirilis Kamis, dengan ekonom memperkirakan penurunan angka inti bulanan dan tahunan masing-masing menjadi 0,5 persen dan 6,5 persen.
"Jika kita melihat inflasi terus melambat secara perlahan, itu akan menjadi pertanda baik bagi pasar secara umum dengan ekspektasi penurunan suku bunga Fed yang bergerak maju," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Meski emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi, suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
BACA JUGA:Bapeten Sebut IKN Nusantara Bisa Saja Gunakan Energi Nuklir Untuk Pembangkit Listrik, Tapi....
BACA JUGA:Kolaborasi Pentahelix SMF Dengan Cipta Karya, Atasi Permasalahan Kota Kumuh di Indonesia
Pelaku pasar juga fokus pada pemilu paruh waktu Amerika, Selasa.