Mudik Ternyata Bukan Budaya Islam, Begini Asal Muasal Tradisi Mudik di Indonesia Terjadi

Mudik Ternyata Bukan Budaya Islam, Begini Asal Muasal Tradisi Mudik di Indonesia Terjadi

Volume kendaraan pemudik dari Jakarta yang melintas di Exit Tol Pejagan terus mengalami peningkatan pada Rabu, 27 April 2022.--

Menurut Ichwan mudik merupakan fenomena sosial modern yang mungkin berkaitan dengan ketidak nyaman dunia rantau, kota, atau industrilisasi yang membuat hampa hidup manusia modern, sehingga merasa perlu “pulang”.

"Mudik juga penanda pembangunan yang terkonsentrasi di kota kota besar, yang banyak ditelaah para sosiolog dan antropolog. Implikasi nya, arus migrasi menumpuk di kota, lalu rindu kampung atau kota kota kecil tempat asal. Dehumanisasi kehidupan kota yang dibahas dalam teori kebudayaan?" katanya.

Momen yang pas dipilih adalah “lebaran” itu, jadi jangan-jangan substansinya bukan untuk merayakan Idul Fitri tetapi tempat “pulang”nya sosok yang kesepian dan gelisah di perantauan.

(BACA JUGA:Mazdjo Pray ke Yusuf Mansur: Bisnis ya Bisnis Saja, Gak Perlu Ditempel-Tempelin Dengan Gelar Uztaz Antum!)

Dulu (tahun 1917 dan 1930) banyak kaum migran muslim di Deli, tapi tak ditemukan para pemudik yang gelisah untuk “pulang” itu.

"Anda mudik? Kenapa? Ada dua kemungkinan, anda sepi dan gelisah di rantau atau anda rindu, terhutang jarang mengunjungi kampung. Atau keduanya. Atau ada sebab lain? Yang jelas bukan karena idulfitri , tradisi itu tidak ditemukan dalam arsip sejarah panjang Islam," tutur Ichwan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: