Heboh! Fadli Zon Curigai Pemerintah Dalangi Aksi Terorisme di Indonesia: Munarman Bukan Teroris

Heboh! Fadli Zon Curigai Pemerintah Dalangi Aksi Terorisme di Indonesia: Munarman Bukan Teroris

Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon mencurigai aksi terorisme di Indonesia didalangi pemerintah-Screenshoot Kick Andy -Youtube

"Tapi kita lihat ceramah-ceramah di masjid, ada orang menginfiltrasi pemikiran orang lain tentang pentingnya negara khilafah? cecar Andy Noya.

(BACA JUGA:BPJS Jadi Syarat Bikin SIM Hingga Jual Beli Tanah, Fadli Zon Bilang Sangat Gegabah)

"Saya kira masyarakat Indonesia sudah paham. Termasuk umat Islam di Indonesia. Mayoritas boleh dibilang 99 persen yang muslim tidak berada dalam pemikiran semacam itu. Saya tidak melihat adanya ancaman terorisme. Karena itu harus diletakkan ke dalam konteks ketika itu war on terror. Setelah tragedi 9/11, tidak lama terjadi bom Bali dan sebagainya. Kita tidak pernah mendengar ada orang Indonesia melakukan bom bunuh diri. Sejak Indonesia merdeka itu hampir nggak ada yang namanya bom bunuh diri. Melawan kolonialisme Belanda saja nggak ada yang pakai serangan bunuh diri. Kita itu mungkin nggak seberani itu ya. Karena memang dilarang oleh agama. Pasti itu bukan Islam. Menurut saya ini ada kekuatan-kekuatan lain yang menginfiltrasi supaya seolah-olah ada teroris dan sebagainya. Tetapi mungkin teroris ada. Sebagian kecil orang yang terpengaruh, yang tidak mengerti, yang tidak paham didoktrinasi. Makanya kemudian ada payung hukum UU No 5 Tahun 2018," urai Fadli panjang lebar.

Terkait usulan pembubaran Densus 88, Fadli menjelaskan alasannya. Dia menilai  terlalu banyak lembaga yang menangani terorisme di Indonesia. 

"Seolah-olah masalah kita ini terorisme. Masalah kita ini ekonomi, sosial, budaya. Misalnya ada BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), ada Densus 88, ada kepolisian sendiri. Ada di tentara di Kopassus dan sebagainya. Banyak sekali,"terangnya.

(BACA JUGA:Fadli Zon Meradang, Yaqut Bandingkan Suara dari Masjid dengan Gonggongan Anjing: Astagfirullah)

Selain itu, Fadli juga menyoroti  soal anggaran Densus 88 Polri. Dia menyebut pasukan khusus teroris itu diberi anggaran paling besar.

"Yang anggarannya paling besar dan apalagi sekarang mau diperbesar itu Densus 88. Padahal menurut saya sudah ada BNPT. Secara kelembagaan yang dipayungi UU itu adalah BNPT. Harusnya di sini saja dikonsentrasikan," tambahnya.

"Artinya jika harus ada pasukan khusus teroris langsung saja di bawah BNPT?" tanya Andy Noya lagi. Fadli Zon mengiyakan pertanyaan itu. "Iya bisa di bawah naungan BNPT," tukasnya. 

(BACA JUGA:Bukan Toa Masjid, Fadli Zon Minta Menag Yaqut Cholil Fokus Urus Masalah Haji dan Umrah)

Sehingga, lanjut Fadli, tidak perlu terlalu banyak lembaga yang overlap dan berlomba-lomba menangani terorisme.

"Kita khawatir karena di Amerika Serikat sendiri muncul ekses. Dalam bukunya Trevor Aaronson berjudul The Terror Factory ditelitilah di situ. Dari 581 aksi teror, hampir semuanya didalangi oleh FBI sendiri. Itu dibuat atau dimanufacture," kata Fadli meyakinkan.

Ucapan Fadli buru-buru dipotong Andy Noya. "Sebentar, ini artinya Anda hendak bercuriga bahwa teror yang terjadi atau kelompok teroris yang dibongkar di Indonesia dimanufacture oleh pemerintah? tanya Andy Noya penuh selidik.


Buku The Terror Factory yang ditulis oleh Trevor Aaronson -screenshoot-Twitter

(BACA JUGA:Gus Miftah Sindir Ustad Khalid, Fadli Zon: Harusnya Merangkul, Bukan Memecah Belah)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: