Heboh! Fadli Zon Curigai Pemerintah Dalangi Aksi Terorisme di Indonesia: Munarman Bukan Teroris

Heboh! Fadli Zon Curigai Pemerintah Dalangi Aksi Terorisme di Indonesia: Munarman Bukan Teroris

Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon mencurigai aksi terorisme di Indonesia didalangi pemerintah-Screenshoot Kick Andy -Youtube

JAKARTA, FIN.CO.ID - Anggota DPR RI Fadli Zon pernah mengusulkan agar Densus (Detasemen Khusus) 88 Antiteror Polri dibubarkan.

Usulan Fadlin Zon ini memancing reaksi keras sejumlah pihak. Selama ini, masyarakat mengetahui Densus 88 kerap menangkap atau menggagalkan sejumlah aksi terorisme di Tanah Air.

Namun, Fadli Zon seolah-olah tidak melihat hal tersebut. Host Andy F Noya dalam acara Kick Andy Double Check yang tayang pada 6 Maret 2022, menggali lebih dalam terkait usulan pembubaran Densus 88 itu.

(BACA JUGA:Fadli Zon Bangga Betul Bisa Foto Bareng Asing dan Aseng, Andy Noya: Ini Membuktikan Anda Oke-oke Saja)

"Dalam pandangan masyarakat Anda terkesan selalu membela sejumlah ulama dan orang-orang yang dianggap radikal. Sebenarnya posisi Anda ini seperti apa," tanya Andy Noya seperti dalam tayangan yang dilihat FIN pada Selasa (8/3/2022).

Dengan gayanya yang santai, Fadli Zon menjawab bahwa sebenarnya Indonesia sebagai bangsa harus mencari titik temu. Bahkan Fadli Zon dengan tegas mengatakan istilah radikal atau garis keras baginya agak bermasalah.

"Saya kok tidak melihat ada orang Indonesia yang radikal enough. Lain misalnya dengan di luar. Kita ini semuanya masih bisa silaturahim, bisa didialogkan. Termasuk kepada ulama-ulama yang sekarang ini ditahan atas berbagai macam tuduhan. Sebetulnya untuk apa? Itu hanya memperuncing berbagai macam perbedaan. Menurut saya kita damai, saling merangkul, menunjang. Jadi saya terus berusaha silaturahim dan berkomunikasi dengan siapapun. Saya masih sangat optimis bahwa Pak Prabowo masih didukung oleh masyarakat," jawab Fadli Zon.

(BACA JUGA:Fadli Zon Ditanya Apa Jasanya untuk Negara, Jawabnya Gak Tahu, Netizen: Jagonya Cuma Nyinyir Sih)

"Termasuk oleh kelompok yang dianggap radikal?" tanya Andy Noya lebih lanjut. Fadli Zon kembali menjawab, "Iya semua kelompok masyarakat," imbuhnya. 

Andy Noya kembali melanjutkan pertanyaannya. Kali ini lebih spesifik ke Densus 88. 

"Menarik juga karena kontroversi pembelaan Anda kepada mereka yang dituduh teroris dan radikal itu kemudian Anda mengusulkan Densus 88 dibubarkan. Karena kerjanya mengada-ada. Banyak orang yang mempertanyakan. Ini Fadli Zon  mata hatinya sudah buta apa? Bagaimana bom bunuh diri terjadi? Bagaimana pengungkapan kelompok teroris di Indonesia. Soal negara khilafah bagaimana sikap Anda? tanya Andy Noya serius.

(BACA JUGA:Fadli Zon Butuh Pemimpin Seperti Putin, Reaksi Denny Siregar: Entar Digebukin, Terus Teriak Pemimpin Zolim!)

"Saya kira pada founding father's kita sudah mendebatkan dan mendiskusikan ini sebelum tahun 45. Soal negara Islam, negara kebangsaan itu sudah selesai menurut saya. Apalagi perdebatannya itu melibatkan semua tokoh dari berbagai organisasi Islam yang terkemuka ketika itu. Baik dari NU, Muhammadiyah, syarikat Islam dan lain-lain. Yang akhirnya sampai pada satu kompromi pada rapat besar BPUPK ketika itu. Seingat saya tanggal 14 Juli 1945 disepakati. Bahkan  tujuh kata itu tidak ada di dalam sila pertama yang kemudian menjadi Pancasila. Itu kan ada di preambule UUD 1945. Jadi sudah selesai. Menurut saya pilihan terhadap bentuk negara dalam arti negara kebangsaan itu sudah selesai. Jadi kalau ada orang mau bermimpi mendirikan negara khilafah dalam diskusi-diskusi semacam itu, lebih banyak euthopia sebenarnya,"papar Fadli yang juga politisi Partai Gerindra ini.

"Artinya orang tidak perlu takut dengan khilafah? lanjut Andy Noya meneruskan pertanyaannya. Fadli menjawab lagi "Iya, kalau orang hanya mendiskusikan negara khilafah itu kan bagian dari demokrasi. Kecuali sudah ada pergerakan senjata, kekerasan dan lain sebagainya," imbuh anggota Komisi I DPR RI tersebut.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: