Nasional

Muncul Omicron BA.2, Varian Apa Lagi Nih? Katanya Bisa Bedakan Hasil Tes PCR

JAKARTA, FIN.CO.ID - Virus COVID-19 varian Omicron ternyata punya sub varian. Namanya Omicron BA.2.

Omicron BA.2 ini memiliki mutasi yang dapat membedakan hasil tes PCR. 

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 saat ini sedang melakukan penelitian untuk mengetahui karakter Omicron BA.2. 

(BACA JUGA:Pasien Omicron Bisa Dapat Obat Gratis, Begini Syarat dan Caranya)

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Jakarta, Kamis (27/1/2022), mengatakan munculnya Omicron BA.2 ini harus menjadi kewaspadaan semua pihak. 

"Varian Omicron berdasarkan susunan genetiknya di kategorisasi menjadi B.1.1.529, BA.1, BA.2 dan BA.3. Khusus Omicron BA.2 ini sekarang jadi perhatian khusus. Sebab, sub varian ini memiliki mutasi yang dapat menyebabkan perbedaan hasil PCR," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Menurutnya, pada Omicron lain, ada mutasi berupa hilangnya susunan tertentu. Misalnya gen S dapat memunculkan deteksi gen lainnya. Namun gen S tidak terdeteksi atau S Gene Target Failure (SGTF) pada tes PCR.

(BACA JUGA:Seberapa Ampuh Vaksin Booster Tangkal Omicron? Ini Kata Ahli)

 "Khusus Omicron BA.2 ini, susunannya tidak hilang. Sehingga PCR tidak memunculkan hasil SGTF. Atau hasilnya sama dengan varian lain yang bukan Omicron. Padahal sebenarnya bisa jadi itu BA.2 yang merupakan salah satu jenis Omicron," imbuh Wiku.

Diperlukan waktu untuk meneliti karakteristik varian baru yang muncul. Terutama menganalisis dampaknya secara epidemiologi. Jenis Omicron BA.2 tersebut juga sudah ditindaklanjuti oleh WHO. 

"Sampai saat ini belum ada laporan lebih lanjut dari WHO. Kita akan terus monitor dan memantau setiap perkembangan yang terjadi," paparnya. 

(BACA JUGA:Tak Seperti Delta, Varian Omicron Ternyata Tak Mempengaruhi Optimisme Pelaku Usaha Dalam Negeri)

Wiku menambahkan, strategi pencegahan merupakan langkah terbaik menghadapi munculnya Omicron BA.2 ini. 

"Pemerintah selalu melakukan evaluasi dan monitoring atas keseluruhan strategi pencegahan yang dilakukan. Baik dari kebijakan pelaku perjalanan luar negeri hingga penegakan disiplin protokol kesehatan," tukasnya.

Sejak kali pertama muncul di Indonesia pada 16 Desember 2021 hingga saat ini, dalam kurun waktu enam pekan telah terdeteksi 1.766 kasus Omicron.

(BACA JUGA:Alasan Omicron Lebih Cepat Menular Ketimbang Delta, Karena Virusnya Bisa Hindari Respon)

 "Jika dibandingkan dengan kurun waktu yang sama jumlah total penambahan kasus positif COVID-19 adalah sebesar 41.549 kasus. Artinya, varian Omicron yang terdeteksi sejauh ini menyebabkan 4,25 persen dari total keseluruhan kasus positif di Indonesia," urai Wiku.

Kasus Omicron, lanjutnya, yang terdeteksi saat ini melalui pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) pada sampel dari kasus positif. 

"Namun perlu diingat bahwa bisa saja itu tidak merepresentasikan jumlah kasus yang sebenarnya. Masyarakat tidak perlu panik. Tetap tenang dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan," pungkasnya.

(BACA JUGA:Omicron Tetap Mematikan Bagi yang Telah Dua Kali Vaksin, Ini Buktinya)

 

Admin
Penulis