News

Perkuat Coast Guard

fin.co.id - 2020-01-17 04:14:18 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Pemerintah diminta unuk mengurangi peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan kapal perang atau militer di wilayah Perairan Natuna. Namun harus memperkuat dan memperbanyak coast guard-nya untuk melindungi kapal nelayan."Tugas TNI AL harus perlahan dikurangi tapi harus ada penguatan coast guard kita. Karena banyak negara tetangga yang bertanya di wilayah ZEE kok banyak kapal militer (TNI) seolah mau perang," kata Pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana di Jakarta, Kamis (16/1).Untuk itu, dia berharap pemerintah memperkuat pangkalan dan alutsista patroli laut. Dan tidak hanya memperkuat pangkalan dan alutsista militernya.Dikatakannya, nelayan China sering mendapat pengawalan kapal coast guard-nya di Natuna. Kapal coast guard China seringkali menghalangi kapal nelayan Indonesia yang berada di sana tanpa pengawalan."Kalau tidak ada kapal Bakamla atau Kementerian Kelautan dan Perikanan, mereka tidak mau mundur," jelasnya.Selain itu, Hikmahanto juga menekankan penguatan coast guard penting, karena di perairan Natuna tidak hanya kaya akan ikan, namun juga sumber daya alam seperti minyak dan gas.Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan pihaknya akan selalu mendukung TNI dan Bakamla yang selalu siap siaga menjaga wilayah perairan Natuna."Poinnya adalah, DPR memberi support kepada TNI dan Bakamla yang sudah bekerja dan siap siaga menjaga wilayah perairan Indonesia," katanya.Menurutnya, hasil kunjungan Komisi I ke perairan Natuna tak lain untuk mengetahui personil, teknologi radar, serta alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI dalam menjaga wilayah NKRI."Dari kunjungan ini kita mengharapkan mendapat masukan seberapa besar kekuatan ideal yang dibutuhkan oleh TNI maupun Bakamla untuk mengamankan laut Indonesia, khususnya di wilayah Natuna dan sekitarnya," kata Meutya.Politisi Golkar itu juga mendukung instruksi Presiden Joko Widodo agar patroli di perairan Natuna diperkeat.Menurutnya, ke depan pemerintah harus menambah armada kapal yang dikhususkan untuk menjaga Perairan Natuna utara. Sebab wilayah ini kerap bersinggungan dengan tidak hanya China namun juga Malaysia dan Filipina.Sementara pengamat pertahanan yang juga Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII), Fauka Noor Farid, menilai China memang sengaja memancing Indonesia untuk mengerahkan sebanyak-banyaknya kapal pengawas agar terkonsentrasi di Perairan Natuna."Ini strategi China justru memancing kita, memberikan peluang kepada daerah-daerah yang lain lepas dari pengawasan angkatan laut. Menurut saya kita jangan sampai terfokus ke situ (Natuna)," katanya.Menurut Fauka, langkah China tersebut sebagai salah satu bentuk pengalihan perhatian. Karena dengan kondisi demikian, Indonesia akan menambah kapal perang dari angkatan laut maupun Bakamla."Dengan menambah kapal perang kita dari Bakamla, ada daerah-daerah yang terlepas dari pengawasan. Berarti ada peluang. Misalnya dari KRI apa yang mengawasi wilayah selatan, semua ditarik fokus ke Natuna," ucapnya.Dengan penambahan kapal pengawas, berarti ada wilayah yang terlepas dari pengawasan. Kondisi ini berbahaya karena memberikan peluang bentuk kejahatan perairan lainnya seperti penyelundupan narkotika, manusia, atau kejahatan lintas negara lainnya.(gw/fin)

Admin
Penulis