Ganjar Pranowo Tebar Janji Politik, Luncurkan Program Lawan Kemiskinan

Ganjar Pranowo Tebar Janji Politik, Luncurkan Program Lawan Kemiskinan

Capres RI Ganjar Pranowo saat wawancara khusus di kediamannya, Jalan Taman Patra Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2023). -ANTARA/Narda Margaretha Sinambela-

FIN.CO.ID - Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo menebar janji politiknya kepada masyarakat di Lapangan Desa Cangkol, Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah.

Ganjar menebar janji politiknya dengan meluncurkan program “Satu Keluarga Satu Sarjana” guna melawan kemiskinan.

Ganjar diikuti daring di Jakarta, Selasa, mengatakan setiap kontestasi pemilu, selalu ada harapan sebuah keluarga untuk hidup yang lebih baik.

Menurutnya, yang selalu menjadi perdebatan yakni bagaimana dalam program pengentasan kemiskinan meski sudah ada BLT (Bantuan Langsung Tunai), PKH (program keluarga harapan), jaminan kesehatan dan pendidikan.

BACA JUGA:Survei Terbaru: Elektabilitas Prabowo-Gibran Masih Unggul, Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin Beda Tipis

BACA JUGA:3 Polling Netizen di Media Sosial X Pascadebat: Prabowo-Gibran Keok, Anies dan Ganjar Bersaing

Mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut mencetuskan bahwa investasi pada pendidikan menjadi jalan keluarnya, saat menjabat selama 10 tahun.

Hal tersebut berangkat dari pengalaman Ganjar di masa muda saat keluarganya kesulitan membiayai pada saat sekolah hingga kuliah, sebagaimana curahan hati warga Sukoharjo.

"Orang tua saya pernah terlilit rentenir untuk membiayai kuliah anaknya. Orang tua saya pernah jualan bensin, dan kami harus membantu itu agar kami bisa survive (bertahan)," ujar Ganjar.

Di beberapa kesempatan, Ganjar menemukan ada anak-anak berpotensi. Namun ada yang harus menyiapkan diri untuk jauh ke depan, dan membutuhkan bimbingan.

BACA JUGA:Survei Pilpres 2024 Terbaru: Prabowo-GIbran Unggul, Anies-Cak Imin Susul Ganjar-Mahfud

"Maka pendidikan menjadi jalur utama yang ada," ucap Ganjar.

Ganjar mengajak seluruh kalangan masyarakat bekerja sama untuk mengelola data kemiskinan, guna menunjukkan kehadiran negara untuk membantu keluarga tersebut minimal memiliki satu anak bergelar sarjana dalam satu keluarga miskin, untuk dia bisa merubah nasibnya.

"Mudah-mudahan ini menjadi sebuah gerakan besar nantinya, sehingga biaya pendidikan yang 20 persen dari APBN dan APBD kita fokuskan untuk konsentrasi ke sana. Sehingga menjemput bonus demografi dengan penduduk produktif yang banyak, kita investasi melalui kesehatan dan kita berikan kepada mereka yang punya talenta bagus, dan dia berangkat dari keluarga yang miskin,” ujar Ganjar.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: