Banyak E-Commerce di Indonesia Bangkrut, TikTok dan Instagram Jadi Kompetitor Baru

Banyak E-Commerce di Indonesia Bangkrut, TikTok dan Instagram Jadi Kompetitor Baru

Ilustrasi logo JD ID.-Istimewa-

Oleh karena itu, para pelaku bisnis e-Commerce harus mampu mengoptimalkan fenomena ini dan tetap mengintegrasikan ekosistem toko atau lapak mereka. 

Apalagi, mengingat konsumen e-Commerce Indonesia memiliki sensitivitas promo yang tinggi.

"Ada gratis ongkir pindah, ada bonus loyalitas tertentu pindah. Penawaran-penawaran seperti itu akan semakin jarang kita jumpai dari bisnis e-Commerce platform karena fase di atas (fase konsolidasi)," kata Thanthowy lagi.

BACA JUGA:Cara Transfer Uang Lewat Alfamart Tanpa Rekening, Klik Disini Gampang Banget!

Dengan adanya fenomena ini, Thanthowy merekomendasikan agar para seller atau penjual yang memiliki lapak di e-Commerce membangun kredibilitas yang baik di sejumlah platform e-Commerce dan media sosial.

Hal ini guna mengantisipasi kebijakan platform e-Commerce yang menghapus fleksibilitas pemilihan logistik dan meningkatkan biaya admin. Selain itu, agar bisa menjangkau lebih banyak potensi pembeli dan pelanggan.

Dalam jangka menengah dan panjang, ia juga merekomendasikan agar para seller di platform e-Commerce memiliki lapaknya sendiri dengan membangun website yang berisi seluruh tawaran produk, termasuk fasilitas pembayaran.

"Ini harus dilakukan oleh para pelaku bisnis dan UMKM terutama bagi mereka yang memang memiliki produk sendiri, bukan hanya trading, sehingga semua aktivitas saluran pemasaran baik online maupun offline diarahkan ke website mereka sendiri," katanya pula.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: