Budiman Sudjatmiko Beri Respons Tak Terduga Terkait Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar

Budiman Sudjatmiko Beri Respons Tak Terduga Terkait Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar

Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.-Screenshot YouTube/Najwa Shihab-

Politisi PDI Perjuangan itu juga bercerita perihal pada tahun 1970-an dan 1990-an di Eropa dan Jepang juga muncul terorisme kiri yang lahir dari progresivisme radikal.

BACA JUGA:Pendidikan Anak Aiptu Sofyan, Polisi yang Gugur Akibat Bom Polsek Astanaanyar, Dijamin Polda Jabar

"Duu ada Brigade Merah Itali, Faksi Tentara Merah Jerman (Barat) dan Tentara Merah Jepang. Cita-citanya revolusi dunia anti imperialisme," ungkap Budiman.

Budiman Sudjatmiko juga bilang kalau konservatisme radikal di Barat berdasar ras. Di negara-negara berkembang, konservatisme radikalnya berdasar agama mayoritasnya.

"Bedanya Buddha, Hindu, Shinto tak ada cita- internasionalnya. Katholik sudah kapok mbakar-mbakar orang di abad pertengahan. Islam yang masih rawan," tutur Budiman.

"Tiap ajaran ada masa kanak-kanak dan akil baligh-nya. Saat anak-anak & akil baligh, persoalannya adalah eksistensi ("dunia harus tahu aku ada")," tambahnya.

BACA JUGA:Buntut Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astananyar, Ojol Dilarang Masuk ke Polres Metro Tangerang Kota

Lalu politikus PDI Perjuangan itu juga bilang saat dewasa ia akan masuk level toleransi ("kelompok lain juga ada"). Saat matang, menghegemoni ("nilai2ku diikuti semua").

Lantas berapa lama yang dibutuhkan tiap ajaran untuk beralih dari eksistensi => toleransi => hegemoni? Budiman turut menjabarkannya.

"Bukan soal angka tahun sih tapi lebih ke kemampuan melakukan evaluasi atas kekonyolan-kekonyolan masa kanak-kanak dan akil baligh (pubertas)-nya," ujar Budiman.

"Kemampuan melakukan refleksi sejarah tiap-tiap kelompok sangat menentukan," lanjutnya.

BACA JUGA:Denny Siregar Tulis Pernyataan Menohok Soal Ledakan Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Budiman Sudjatmiko juga memaparkan tantangan tiap kelompok adalah melakukan refleksi sejarah. Kecerdasan sejarah adalah kunci.

"Tapi untuk mengatasi tindak pidana terorismenya, kita bisa belajar dari Srilanka yang berhasil melenyapkan terorisme terorganisir dan berakar," kata Budiman.


Bom Meledak di Polsek Astana Anyar Bandung pada Rabu, 7 Desember 2022-@net2news-Instagram

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Tiyo Bayu Nugro

Tentang Penulis

Sumber: