Khusnul Bomiyah

Khusnul Bomiyah

--

Di rumah anaknya itulah sang ayah mencukur jenggotnya. Klimis. Lalu balik ke Banyuwangi. Di terminal penyeberangan tidak ada lagi masalah. Ia bisa naik fery tiba di Gilimanuk. Lalu ke Denpasar.

Khusnul sendiri hanya dua hari di RS TNI-AD. Lukanyi tidak mungkin ditangani di situ. Harus dipindah ke Sanglah. Pun di Sanglah. Tidak bisa mengatasi. Maka Khusnul diterbangkan ke Perth, Australia. Dengan pesawat militer Australia. Dia diterbangkan bersama dua korban bom lainnya. 

Belum lama terbang di udara salah satu korban meninggal dunia. Maka pesawat pun didaratkan  darurat di Darwin. Setelah jenazah diturunkan pesawat terbang lagi ke Perth. 

Khusnul dan temannyi asal Banyuwangi, Yayuk, lanjut ke Perth.

Tiga bulan Khusnul di rumah sakit Perth. Berbagai operasi dilakukan. Tapi tidak bisa sempurna. Masih harus menjalani serangkaian operasi lagi kelak. 

Maka sekian bulan kemudian Khusnul diterbangkan lagi ke Perth. Berbagai operasi dilakukan lagi. Tiga bulan lagi. Belum juga bisa sempurna. 

Tahun depannya Khusnul dibalikkan ke Perth lagi. Juga tiga bulan lagi. Jadilah Khusnul seperti wujudnyi yang sekarang. Wajahnyi bisa mirip Khusnul lagi. Memang masih terlihat berbagai bekas operasi tapi wajah Khusnul wajah yang sehat.

Yang tidak sehat adalah ekonominnyi. Pulang dari Perth, Khusnul pindah ke Sidoarjo. Suaminyi sudah pindah lebih dulu. Di Sidoarjo tidak ada pekerjaan. Ia jadi tukang batu, kalau lagi ada yang memerlukan tenaganya. Dua anak harus sekolah.

Di Sanglah, Khusnul sempat didatangi relawan asing. Namanyi: April. Warga Swiss. Hanya itu yang dia tahu. Ups... Satu lagi. April itu warga Swiss tapi Tionghoa.

April inilah yang memperjuangkan Khusnul ke Australia. Atas biaya relawan. April pula yang memberi bantuan uang setiap bulan. Tidak banyak tapi bisa untuk tambahan hidup: Rp 250 ribu.

Waktu pun berputar tahun. Nasib buruknyi setelah bom Bali membuat Khusnul ingin bertemu Mukhlas dan Amorzi –dua tokoh utama di balik bom Bali. Mukhlas adalah orang yang dia lihat turun dari mobil untuk membonceng sepeda motor menjauhi lokasi kejadian. 

Kepada Mukhlas dan Amorzi Khusnul ingin menunjukkan betapa susah hidupnyi akibat perbuatan mereka. Juga betapa rusak badannyi terkena bom itu.

Khusnul tahu, dari pemberitaan, bahwa mereka sudah dijatuhi hukuman mati. Tapi hukuman itu belum dijalankan. Keduanya masih mendekam di penjara Nusakambangan, dekat Cilacap.

Maka Khusnul merencanakan pergi ke Nusakambangan. Ia akan naik bus dari Sidoarjo. Khusnul sudah tetapkan tanggal keberangkatannyi ke sana. Sudah pula dia susun apa saja yang akan dia katakan pada mereka. Dia berani. Dia pesilat Tapak Suci. (*)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Jaga Hati

1 minggu

Politik Hati

1 minggu

Emas Bodoh

1 minggu

Nilai Wong

1 minggu

Nilai 95

1 minggu

Nilai Nol

2 minggu

Perang Bukan

2 minggu