Pentingnya Inovasi Produsen dalam Membangun EPR Menuju Sirkularitas Ekonomi

Pentingnya Inovasi Produsen dalam Membangun EPR Menuju Sirkularitas Ekonomi

Proses pengangkatan ratusan ton sampah yang menyumbat aliran Kali Cikarang di Desa Sukaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 3 Agustus 2022.-Tuahta Simanjuntak-FIN

Sayangnya, produk curah yang identik dengan ukuran yang besar ini masih sering dikaitkan dengan harga yang relatif tinggi, apalagi jika dibandingkan dengan produk saset yang berharga ekonomis dan sangat terjangkau. 

Karena itu, untuk menyukseskan implementasi EPR sampai ke pedagang eceran, penting bagi produsen untuk mulai menerapkan metode kemasan yang efektif. Salah satunya lewat penerapan panduan dan standarisasi terkait penyediaan produk berukuran besar oleh manufaktur. 

Dengan sosialisasi yang tepat, nyatanya kampanye hijau oleh produsen dan pendaurulangan kemasan untuk diisi ulang mendapat respon positif dari masyarakat.

 Seperti disampaikan dalam riset GIZ, peritel yang menerapkan metode ini sukses menarik pembelian ulang hingga 75%, beberapa di antaranya bahkan sukses membuka cabang dan kemitraan atau balik modal dalam waktu kurang dari tiga tahun. 

Bisnis ramah lingkungan juga sukses menarik antusiasme dan potensi UMKM untuk menghadirkan kemasan yang ramah lingkungan - selain mendorong gaya hidup eco-friendly di tengah masyarakat. Dengan demikian, proses sosialisasi ke masyarakat yang lebih luas pun semakin mudah dilakukan. 

Keberhasilan program juga dapat terjadi jika sosialisasi dilakukan secara merata hingga ke akar rumput. Salah satunya lewat edukasi yang menjangkau masyarakat luas, mulai dari rumah tangga, pemulung, hingga komunitas. Dengan memanfaatkan kanal media sosial yang populer, jangkauannya pun akan semakin luas ke seluruh masyarakat dengan minat dan ketertarikan yang beragam.  

Seperti dalam studi yang dilakukan di Semarang dalam mengukur partisipasi masyarakat dan komunitas daur ulang untuk menyukseskan implementasi EPR di Indonesia, tercatat bahwa pendekatan melalui media sosial ternyata sukses menarik lebih dari 40 ribu awareness masyarakat, dimana konten-konten yang paling menarik minat mereka mencakup pemaparan project, Waste Education Series, workshop, dan IG Live.

Rocky Pairunan, National Senior Advisor GIZ menjelaskan bahwa produsen barang kemasan sudah harus mulai melihat bahwa sampah kemasan yang ada di lingkungan tidak semata-mata karena kurang efektifnya penanganan sampah. 

“Material dan desain kemasan-kemasan yang tidak layak daur ulang akibat desain dan material yang tidak memiliki nilai ekonomi justru menjadi salah satu alasan besar mengapa banyak sampah kemasan plastik ditemukan di lingkungan,” ujarnya. 

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: